Meutiaranews.co – Film – film asal Jepang ini dilarang tayang di Indonesia. Sebabnya, film ini mengandung adegan ranjang terlalu vulgar. Tidak hanya di tanah air, film ini juga dicekal di beberapa negara lain.

Dilansir dari Taste of Chinema, Rabu 24 November 2021, pertama film Battle Royale. Film ini merupakan pelopor dari genre battle royale yang menginspirasi Hunger Games dan film lainnya, film ini dicekal di beberapa negara karena menampilkan banyak adegan sadis dan seksual yang terlalu vulgar antara anak-anak SMA.

Namun, film ini juga berhasil menarik perhatian internasional karena kisahnya yang unik dan menjadi jendela untuk melihat kehidupan sosial orang Jepang saat itu.

Audition merupakan karya magnum opus Takashi Miike, yang berkisah tentang seorang pengusaha yang kehilangan istrinya dan enggan meneruskan hidup.

Sang putra membuat sebuah audisi demi mencari istri baru untuk sang ayah, namun malah bertemu perempuan misterius dengan banyak rahasia. Film ini sempat dilarang karena banyak adegan sadis dan adegan ranjang.

Selanjutnya ada film Grotesque. Film ini menampilkan adegan-adegan sadis yang dilakukan seorang dokter yang akhirnya dicekal.

Sang sutradara sendiri, Koji Shiraishi, mengungkap bahwa ia membuat film ini demi melihat sejauh mana Grotesque bisa dipasarkan secara internasional.

Koji juga sempat mengaku bahwa ia gembira ketika filmnya harus dihapus dari berbagai situs penjualan DVD karena terlalu menjijikkan.

Film Imprint juga merupakan garapan Takashi Miike. Imprint berkisah tentang seorang jurnalis Amerika yang pergi ke Jepang untuk mencari kekasihnya.

Sayangnya, seorang pekerja seks komersial (PSK) bercerita bahwa kekasihnya sudah meninggal karena disiksa secara sadis.

Kisah sang PSK pun kemudian menampilkan kilas balik berbentuk adegan-adegan penyiksaan yang sangat sadis dan membuat banyak negara menolak menampilkan film ini di layar lebar maupun DVD.

Film terakhir yang dilarang tayang adalah Guinea Pig: Flower of Flesh and Blood. Film ini berfokus pada seorang pembunuh berantai dengan pakaian samurai yang mengejar seorang perempuan dan menyiksanya.

Ia berusaha membuat sebuah flower of flesh and blood alias bunga dari daging dan darah.

Diciptakan oleh Hideshi Hino, film ini sempat menarik perhatian penegak hukum sehingga membuat sang sutradara harus membuat surat pernyataan bahwa Guinea Pig: Flower of Flesh and Blood bersifat fiktif dan tak ada aktor yang disakiti sama sekali.

Film ini dicekal dan baru diedarkan saat ada gulungan film yang ditemukan oleh perusahaan Jerman.

Sumber: Sindonews.com

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika