Meutiaranews.co – Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam, Kepulauan Riau mengalami inflasi pada angka 0,33 persen, bulan September 2021.

Kondisi ini disampaikan oleh Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Rahmad Iswanto saat zoom metting pada, Senin, 4 Oktober 2021.

Disebutkan, angka inflasi ini sendiri apabila dikumulatif sejak Januari 2021, maka inflasi di Batam telah mencapai angka 0,66 persen, bahkan angka ini terpengaruh dengan beberapa komoditi, misalnya harga jual sayuran seperti Bayam dan Sawi Hijau.

Penyebabnya kata Rahmad rokarenakan kondisi cuaca kurun waktu beberapa bulan belakangan kurang bersahabat.

“Batam bukan daerah penghasil sayur mayur jenis ini, dan masih melakukan pengiriman dari Medan dan wilayah pertanian di wilayah Sumatera lain serta Jawa. Kondisi cuaca yang memburuk dan ombak tinggi juga mempengaruhi ini,” ujarnya.

Rahmad juga mengatakan inflasi yang teejadi di Kota Batam sejalan dengan beberapa kota lain di Indonesia, dimana 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi.

Jika dibandingkan inflasi bulan ke bulan pada September 2021 lalu, maka Kota Batam menempati peringkat ke 5 inflasi tertinggi di Sumatera.

Paling tinggi, tambah dia berada di Pangkal Pinang dengan inflasi mencapai 0,60 persen dan terendah di Padang pada angka 0,04 persen.

“Kalau kita bandingkan dengan indikator inflasi nasional, maka inflasi kota Batam September 2021 terbilang lebih tinggi dari pada rata-rata nasional,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyatakan saat ini akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi Kepri, mengenai indikator kenaikan inflasi yang dipengaruhi oleh harga bahan pokok terutama hasil pertanian.

Hal serupa juga diakuinya sudah dilakukan, saat terjadi kenaikan harga bahan pokok cabai.

“Kita akan bahas lagi dengan Disperindag. Kemarin juga saat cabai naik Disperindag langsung menghubungi para pengusaha cabai yang ada di Sumatera dan Jawa. Hal ini menjadi konsen kita,” katanya saat ditemui di Graha Kepri, Batam.

Ansar mengatakan, kemungkinan membuka kembali kerjasama dengan para pengusaha di Jambi, yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Pemprov Kepri.

Solusi jangka panjang guna menekan angka inflasi tersebut, Ansar mengatakan akan mendorong para petani lokal dalam mengembangkan sektor pertanian di wilayah Kepri.

“Kalau memang memungkinkan akan kita jalani kembali kerjasama dalam sektor suplai produk pangan. Tapi kita juga fokus untuk mendorong sektor pertanian di Kepri terlebih dahulu,” tutur dia.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *