Anggota

Meutiaranews.co – Sirajudin Nur, anggota Komisi IV DPRD Kepri dalam Talkshow Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Kepri & Tanjungpinang mengapresiasi upaya Kota Tanjungpinang dalam budi daya tanaman obat keluarga.

Tanaman Obat Keluarga atau dikenal dengan sebutan TOGA adalah jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit ringan di dalam keluarga.

Tanaman obat keluarga seringkali ditanam di pekarangan rumah karena mudah didapat dan memiliki khasiat yang dapat membantu dalam mengobati berbagai macam gangguan kesehatan seperti flu, demam, batuk dan lain sebagainya.

Beberapa contoh dari tanaman obat keluarga antara lain jahe, temulawak, kunyit, daun sirih, dan lain sebagainya. Selain itu, penggunaan tanaman obat keluarga juga dapat membantu mengurangi penggunaan obat kimia yang cenderung memiliki efek samping yang lebih berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu upaya yang sukses dilakukan adalah program pelatihan budi daya tanaman obat keluarga yang di inisiasi oleh Pemko Tanjung Pinang dan menjadikan program tanaman obat keluarga menjadi program prioritas pemerintah kota.

Fujiati Indriyani, Penjab Yankestrad Puskesmas Tanjungpinang dalam dialognya beberapa waktu lalu di salah satu stasiun televisi swasta di Batam menyampaikan program pengembangan tanaman obat keluarga berbasis masyarakat telah dimulai sejak tahun 2018 lalu dan saat ini telah mampu memproduksi beberapa obat obatan alternatif penting untuk membantu masyarakat dalam pengobatan alternatif.

Sirajudin Nur yang turut hadir dalam acara tersebut turut mengapresiasi langkah strategis Pemko Tanjungpinang dalam Budidaya Tanaman Obat Keluarga dan berharap Pemerintah Provinsi bisa ikut membantu pelaksanaan program ini melalui dukungan anggaran.

“Saya apresiasi upaya Pemko Tanjungpinang dalam membudidayakan Tanaman Obat Keluarga ditengah masyarakat sebagai solusi alternatif dalam menyehatkan masyarakat. Pemprov bisa ikut membantu program ini melalui kebijakan pengadaan bibit tanaman obat bagi masyarakat atau kelompok masyarakat di Kab/Kota”. Ucap Sirajudin.

“Tanaman obat keluarga perlu dibudidayakan karena memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan keluarga. Dengan menanamnya sendiri, keluarga akan memiliki akses lebih mudah dan terjamin akan kualitasnya, bisa menghemat biaya pengobatan dan yang terpenting mengurangi penggunaan obat-obatan kimia yang berbahaya bagi tubuh” lanjut Sirajudin Nur.

Selain itu, Tanaman obat keluarga juga dapat menjadi penghasilan tambahan jika dijual ke pasar. Budidaya tanaman obat keluarga juga dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati, karena beberapa jenis tanaman obat keluarga juga dapat menjadi habitat bagi serangga dan burung yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Sirajudin Nur mendorong Pemko/Pemkab di Kepri untuk secara serius memgembangkan budidaya tanaman obat keluarga ini ditengah masyarakat.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *