Meutiaranews.co – Anggota DPRD Kepri Sirajuddin Nur menegaskan kehadiran negara melalui Badan Usaha Pelabuhan (BUP) di Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau, menjadi faktor penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi regional melalui pembangunan infrastruktur transportasi.

Tapi, semua itu masih tergantung kinerja dan strategi pengembangan yang dilakukan dua pemegang konsesi BUP di pulau itu, yaitu PT Pelindo dan PT Asinusa. “Kedua Perusahaan tersebut memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas perdagangan dan investasi,” kata Sirajuddin, menjawab pertanyaan tertulis media ini soal pentingnya posisi ekonomi, politik, dan pertahanan pulau-pulau terluar, termasuk Pulau Nipa, Sabtu 19 Maret 2023.

Perlu dicatat, kata Sirajuddin, manfaat ekonomi di atas baru bersifat potensial dan masih memerlukan waktu untuk direalisasikan sepenuhnya. Selain itu, ada juga tantangan dan risiko yang perlu dikelola dalam pengembangan kawasan Pulau Nipa, seperti dampak lingkungan dan sosial, serta persaingan dengan pelabuhan lain di wilayah sekitar.

“Perlu adanya perencanaan dan manajemen yang baik untuk memastikan keberhasilan proyek ini hingga memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan negara,” harap Sirajuddin.

Dia menyebutkan dengan adanya pelabuhan yang efisien dan modern, semakin memungkinkan produk-produk dari daerah-daerah sekitar dapat diekspor dan impor lebih cepat. “Biaya logistik menjadi lebih murah sehingga dapat meningkatkan daya saing daerah,” katanya.

Namun, lanjut Sirajuddin, penting untuk dicatat bahwa pembangunan infrastruktur transportasi bukanlah satu-satunya faktor pendorong pertumbuhan ekonomi regional. Kebijakan ekonomi dan regulasi juga sangat berpengaruh dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memperkuat sektor riil. Karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, BUMN, dan swasta untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi regional yang berkelanjutan.

Pendekatan yang dilakukan pemerintah melalui kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), menurut Sirajuddin, juga dapat menjadi salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan dalam mendukung pembangunan infrastruktur di kawasan BUP Pulau Nipa.

Hal penting lainnya, kata Sirajuddin, pemerintah perlu mempertimbangkan sumber daya manusia dan kebutuhan masyarakat setempat dalam merencanakan pembangunan infrastruktur. Melibatkan masyarakat lokal dan pihak swasta dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur juga dapat meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab bersama, sehingga hasilnya dapat lebih optimal.

Dia menyarankan pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat, pihak swasta, dan lembaga internasional, guna mendapatkan dukungan dan solusi terbaik dalam pengembangan kawasan BUP Pulau Nipa secara efektif dan efisien.

Penguatan Posisi BUP di Pulau Nipa
Untuk menguatkan posisi BUP Pelindo dan Asinusa di Pulau Nipa sebagai pemegang konsesi, kata Sirajuddin, pemerintah dapat melakukan beberapa strategi, antara lain:
 Meningkatkan layanan dan efisiensi operasional BUP di Pulau Nipa, sehingga menjadi pilihan utama bagi para pengusaha dan investor dalam mengangkut barang. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitas layanan, dan mengoptimalkan teknologi yang digunakan.
 Memperkuat kerja sama antara BUP di Pulau Nipa yaitu Pelindo dan Asinusa untuk memaksimalkan potensi pelabuhan, termasuk pembuatan strategi bersama untuk menghadapi persaingan dari broker pelabuhan lainnya.
 Mendorong pengembangan industri terkait di sekitar area BUP Pulau Nipa, seperti industri logistik dan perikanan, untuk meningkatkan potensi ekonomi dan investasi di daerah tersebut.
 Menjalin kerja sama dengan negara lain yang memiliki potensi besar sebagai mitra perdagangan Indonesia, dan memperkuat infrastruktur transportasi dan logistik sebagai pendukung kelancaran perdagangan.
Dengan mengambil langkah-langkah strategis seperti ini, jelas Sirajuddin, diharapkan posisi Pelindo dan Asinusa sebagai pemegang konsesi dapat tetap kuat di tengah persaingan yang semakin ketat di industri pelabuhan.

Faktor Penggerus Kepercayaan Investor
Sirajuddin menjelaskan beberapa kemungkinan terjadinya gangguan dan ancaman yang dapat menggerus kepercayaan investor atau mitra bisnis di suatu kawasan. Di antaranya:

 Ketidakstabilan politik dan keamanan.
 Perubahan kebijakan ekonomi atau pajak yang tiba-tiba dapat memengaruhi rencana bisnis atau keuntungan perusahaan. Jika investor merasa kebijakan pemerintah tidak stabil atau tidak dapat diprediksi, mereka mungkin ragu untuk berinvestasi.
 Korupsi dan kecurangan dapat merusak kepercayaan investor dan mitra bisnis karena hal ini menciptakan ketidakpastian tentang keadilan dan transparansi dalam bisnis.
 Kekurangan infrastruktur atau akses terhadap sumber daya seperti listrik, air, atau transportasi dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan dapat mengurangi daya tarik kawasan bagi investor.
 Ancaman bencana alam seperti gempa bumi, atau kebakaran dapat mengganggu aktivitas bisnis dan menimbulkan kerugian finansial bagi perusahaan.
Sirajuddin juga menyarankan beberapa formula yang dapat meningkatkan pendapatan di sektor kepelabuhan, antara lain:
 Mengoptimalkan penggunaan fasilitas pelabuhan: Potensi pelabuhan dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan fasilitas pelabuhan secara maksimal, seperti menambah kapasitas, mempercepat proses, serta meningkatkan kelancaran pengiriman barang.
 Menambah kemampuan Armada dan infrastruktur transportasi.
 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Laut.
 Meningkatkan pengawasan dan pemeliharaan pada wilayah perairan.
 Meningkatkan pelayanan.

Di samping itu, dia juga menuliskan beberapa model optimalisasi infrastruktur yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan di Pulau Nipah:
 Peningkatan kapasitas dermaga.
 Perbaikan akses keluar masuk pelabuhan.
 Peningkatan layanan bongkar muat.
 Pengembangan fasilitas pendukung lainnya seperti gudang penyimpanan, perbaikan kapal, dan fasilitas penunjang lainnya juga dapat diperbarui dan diperluas untuk mengakomodasi peningkatan volume dan kebutuhan layanan.
 Peningkatan teknologi: Implementasi teknologi baru seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan pengelolaan dan pemantauan kapal, logistik, dan pengangkutan antar-pelabuhan.
Sirajuddin juga menuliskan beberapa manfaat pembangunan kawasan Pulau Nipa dengan kehadiran operator Pelindo dan Asinusa ke depannya. Di antaranya adalah:
 Meningkatkan kapasitas pelabuhan dan aksesibilitas transportasi di wilayah Batam dan sekitarnya.
 Menambah lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal melalui aktivitas perdagangan dan logistik yang lebih efisien.
 Mempercepat distribusi barang dan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas di kawasan tersebut.
 Meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat di sekitar kawasan Pulau Nipa dan sekitarnya.
Sirajuddin memprediksi kelak aktivitas BUP Pulau Nipa dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kepri dan sekitar melalui pengembangan ekonomi dan sosial.
Selain itu, katanya, kehadiran negara di wilayah terpencil Pulau Nipa juga dapat membantu memperkuat kepentingan nasional dalam aspek politik dan pertahanan keamanan. “Terutama dengan mengawasi aktivitas kapal asing yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut,” tutup Sirajuddin. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By IR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *