Meutiaranews.co – Penyidik KPK kembali melakukan penggeledahan terkait kasus mantan Kepala Bea dan Cukai Makasar, Andhi Pramono, Selasa (11/07/2023).
Penggeledahan dilakukan guna melengkapi berkas perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait pengurusan ekspor impor.
Berkas yang digeledah berasal dari kantor PT Bahari Berkah Madani (BBM) wilayah Jodoh, kota Batam.
“Kegiatan masih berlangsung dan perkembangannya akan kami sampaikan,” ujar Ali Fikri sebagaimana dikutip dari laman RMOL.ID.
Andhi Pramono resmi ditahan KPK pada Jumat (7/7) di Rutan KPK Gedung Merah Putih KPK. Andhi diduga menerima gratifikasi sebesar Rp28 miliar.
Dalam rentang waktu antara 2012-2022, Andhi selaku PPNS sekaligus pejabat eselon III di Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai diduga memanfaatkan posisi dan jabatannya tersebut untuk bertindak sebagai broker atau perantara.
Selain itu, Andhi juga memberikan rekomendasi bagi para pengusaha yang bergerak di bidang ekspor impor, sehingga nantinya dapat dipermudah dalam melakukan aktivitas bisnisnya.
Sebagai broker, Andhi diduga menghubungkan importir untuk mencarikan barang logistik yang dikirim dari wilayah Singapura dan Malaysia, yang di antaranya menuju ke Vietnam, Thailand, Filipina, dan Kamboja.
Uang yang diperoleh Andhi, digunakan untuk membeli berlian seharga Rp652 juta, pembelian polis asuransi senilai Rp1 miliar, dan pembelian rumah di wilayah Pejaten, Jakarta Selatan senilai Rp20 miliar.
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional