Sembako

Meutiaranews.co – Deru suara mobil yang berhenti di depan Panti Asuhan Nur Arrohman, KM 14 Arah Tanjung Uban, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau seketika membuat anak-anak kecil terperanjat dari tempatnya bermain dan langsung berlari menghampiri mobil yang terparkir di depan tempat mereka berlindung sekitar pukul 14.30 WIB, Rabu (7/2/2024).

Wajah girang, senang jelas nampak dari raut muka anak-anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut, di dalam panti asuhan yang masih sangat sederhana tersebut juga tampak beberapa pengasuh perempuan langsung menggelar tikar panjang penanda mereka menyambut tamu yang datang membawa sedikit rezeki bagi anak-anak yang mereka asuh.

Sejumlah anak-anak perempuan yang sudah remaja juga nampak bergegas keluar dari kamarnya dan berkumpul bersama adik-adiknya menyambut tamu dari Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang hadir berbagi tali asih sempena Peringatan Hari Pers Nasional 2024 yang jatuh pada 9 Februari 2024.

“Kami mewakili pengurus beserta anggota PWI Kepri, menitipkan sedikit rezeki untuk anak-anak di panti asuhan ini, semoga berkah,” kata Sekretaris PWI Kepri, Amril membuka percakapan.

Amril mengatakan, tali asih berupa beras, telur, minyak goreng, mie instan, gula pasir, teh celup dan makanan ringan untuk anak-anak panti tersebut diharapkan bisa sedikit meringankan beban pengurus panti yang harus merawat sebanyak 24 orang anak-anak yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 14 orang perempuan beserta beberapa orang pengasuh.

Belum Ada Donatur Tetap

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, begitulah kira-kira takdir yang harus dialami anak-anak yang diasuh di Panti Asuhan Nur Arrohman KM 14 Tanjungpinang. Namun, apapun cobaan yang dialami anak-anak tersebut, tentu ini bukan hanya tanggung jawab pengurus panti saja, tapi penulis dan pembaca juga mempunyai tanggungjawab moral untuk masa depan anak-anak bangsa tersebut.

Ketua Yayasan Panti Asuhan Nur Arrohman, Muhammad Ramli mengatakan meski sudah terdaftar di Dinas Sosial, Kesbangpol dan lembaga pemerintah lainnya yang mengurus masalah sosial, hingga saat ini belum ada donatur tetap yang membantu untuk kebutuhan dasar anak-anak tersebut.

“Yayasan ini sudah terdaftar di Dinsos, Kesbangpol, memang sampai saat ini belum ada donatur tetap. Terus terang, kami mengharapkan sekali para dermawan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak ini,” ujar Ramli dengan nada suara bergetar.

Ramli menunjuk dua gadis remaja kembar yang duduk disamping kanannya, Ramli mengatakan mereka berdua bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Tanjungpinang. Karena tidak sanggup membiayai pendidikannya yang cukup besar setiap bulan, kedua gadis remaja tersebut harus pindah sekolah ke yayasan pendidikan Islam yang menggratiskan untuk anak-anak tersebut.

“Tapi terkendala perpindahannya, sampai saat ini surat pindah masih tertahan karena ada hutang baju seragam Rp1,8 juta per orang, atau Rp3,6 juta untuk 2 orang,” ujar Ramli dengan suara terbata dan sudah berupaya meminta dispensasi atau belas kasihan dari MAN tersebut.

Tidak terbayang bagi penulis bagaimana keseharian Ramli mengurus anak-anak yang memiliki kebutuhan yang besar tersebut. Ramli hanya berharap ada donatur yang bisa membantu operasional Panti Asuhan agar kebutuhan anak-anak asuhnya bisa terpenuhi.

“Di sini yang paling kecil umur 1,6 tahun dan yang besar kemaren sudah ada yang tamat kuliah,” kata Ramli bangga, meski dia dan beberapa pengasuh sangat tampak tegar memenuhi kebutuhan anak asuhnya.

PWI Kepri Peduli Sesama

Bendahara PWI Kepri, Ady Indra Pawennari yang hadir langsung menyerahkan bantuan untuk anak-anak panti tersebut, tampak cukup prihatin dan bangga juga dengan kesungguhan pengasuh tanpa pantang menyerah mengelola dan mengurus anak-anak asuhnya hingga berguna bagi bangsa dan negara serta keluarganya kelak.

“Semoga apa yang dilakukan PWI Kepri hari ini juga menggugah pemerintah daerah dan para dermawan di luar sana untuk membantu panti asuhan, bukan hanya Panti Asuhan Nur Arrohman, tapi juga panti asuhan lainnya yang membutuhkan uluran tangan,” kata Ady yang langsung menyerahkan bantuan uang untuk membayar tunggakan baju seragam satu orang anak agar bisa pindah sekolah.

Ady mengatakan, para wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI Kepri bisa mengangkat pemberitaan yang bersifat sosial seperti ini, agar pemerintah daerah lebih peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan warga.

“Melalui tulisan wartawan-wartawan yang tergabung dalam PWI Kepri, kita harapkan persoalan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bisa sedikit terbantu dan ini juga menjadi salah satu fungsi pers sebagai kontrol sosial,” ujar Ady.

Sebelum pemotongan tumpeng peringatan HPN yang dipusatkan di Kantor PWI Kepri pada Jumat (9/2/2024), PWI Kepri juga akan berkunjung ke Panti Jompo atau Rumah Bahagia Bintan yang ditempati lebih kurang 40 orang tua yang juga membutuhkan belaian kasih sayang dari kita semua. (henky mohari)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *