Meutiaranews.co – Pakar Tafsir Indonesia, M Quraish Shihab menjelaskan, Rasulullah Saw telah terbukti sangat besar jasanya sehingga tidak ada seorang manusia pun yang mampu membalas jasa itu. Namun, Allah SWT juga tidak menuntut hamba-Nya untuk memberi beliau sesuatu apapun.

Tidak diwajibkan bagi siapapun untuk memberi materi kepada Nabi. Bahkan, keluarga beliau pun diharamkan untuk menerima zakat. Menurut M Quraish, umat Islam hanya diminta untuk memohonkan rahmat untuk Nabi dan keluarga beliau kepada Allah Swt, yang salah satu sifatnya adalah bahwa Dia marah terhadap siapa yang tidak memohon kepada-Nya.

Dengan demikian, lanjut M Quraish, tidak ada alasan untuk tidak bermohon. Selanjutnya, yang memohon kepada-Nya akan diberi ganjaran, yang bershalawat sekali menerima sepuluh curahan rahmat-Nya. Menurut M Quriash, jasa nabi yang besar itu hanya perlu dibalas dengan bershalawat untuk beliau kepada Allah Swt.

M Quriash menuturkan, seseorang yang menolak dimintai materi buat orang lain yang tidak ada jasanya dapat dinilai kikir. Tetapi, kata dia, lebih kikir lagi bila yang dimintakan untuknya adalah yang pernah berjasa kepada yang dimintai.

Kemudian, yang jauh lebih kikir lagi dari yang itu, bila bukan materi yang diminta, tapi sekadar mengharap agar yang bersangkitan memintakan pada pihak lain.

“Selanjutnya, yang lebih kikir dari yang terakhir ini adalah bila pihak lain yang dimintai itu justru dia yang memerintahkan siapapun agar meminta kepadanya, bahkan marah jika tidak dimintai (dalam hal bershalawat kepada Allah SWT),” jelas M Quriash dikutip dari bukunya “Wawasan Al-Quran tentang Zikir dan Doa” terbitan Lentera Hati.

Apalagi, lanjut M Quraish, Allah menjanjikan memberi balasan berlipat ganda bagi yang memintakan itu. Maka, sangat wajar jika demikian itu halnya, Nabi Muhammad Saw bersabda,

البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علي

Al bakhilu man dzukirtu indahu falam yusholli alayya

Artinya: “Yang kikir adalah seseorang yang disebut namaku di sisinya, lalu dia tidak bershalawat untukku.” (HR ar-Tirmidzi melalui Abu Hurairah ra.). (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *