Meutiaranews.co – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan 35,81 persen dari total 100.051 jamaah calon haji masuk dalam kategori risiko tinggi, yakni orang lanjut usia dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

“Kalau kita filter lagi, dari 35 persen ini ada 25.481 orang yang risiko tinggi dengan komorbid,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes Budi Sylvana dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Kamis (2/6/2022) dikutip dari Antaranews.com.

Ia mengemukakan dalam rencana operasional haji tahun ini petugas akan fokus kepada jamaah yang berisiko tinggi, namun tidak melupakan jamaah yang lain.

“Itu karena keterbatasan petugas kesehatan untuk melayani jamaah haji. Tahun ini kita ada pengurangan jumlah, tahun kemarin ada 1.832 petugas yang kita tugaskan, tahun ini 776 orang petugas kesehatan yang kita siapkan,” tuturnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga akan memberikan gelang khusus bagi kelompok yang sangat berisiko tinggi kepada calon haji untuk memantau kondisi kesehatannya.

“Gelang itu semacam smart watch yang akan digunakan oleh jamaah yang sangat berisiko tinggi. Kesehatan jamaah yang berisiko tinggi tahun ini akan dimonitor oleh petugas melalui sistem, mudah-mudahan ini bisa lebih efektif dalam pelaksanaan di lapangan,” tuturnya.

Ia menambahkan, Kemenkes menyiapkan sekitar 3.000 gelang khusus bagi jamaah haji yang masuk dalam kategori sangat berisiko, seperti penyakit jantung dan hipertensi.

Ia mengemukakan indikator yang dipantau dalam gelang khusus itu di antaranya, tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen hingga pengingat waktu untuk minum.

“Jamaah hanya tinggal memakainya saja nanti petugas kita akan memonitor kondisi mereka melalui sistem yang ada,” ujarnya. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By IR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *