Meutiaranews.co – Hujan menjadi fenomena alam yang umum terjadi di muka bumi. Hujan bukan hanya sekedar proses jatuhnya air dari langit, dalam Islam peristiwa hujan disebutkan puluhan kali dalam ayat Al-Quran dan dianggap sebagai berkah.

Oleh Hafidz Muftisany dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Islam dijelaskan hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Proses pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci utama proses hidrologi agar berjalan secara terus menerus.

Secara alami, siklus ini terjadi terus menerus. Proses terjadinya hujan ini dipaparkan oleh para ahli, namun sejatinya proses ini sudah tercantum dan dijelaskan dalam Al-Quran. 14 abad yang lalu, saat penduduk bumi belum mengenal proses terjadinya hujan, Allah sudah berfirman lewat ayat-ayat Al-Quran secara detail.

Dalam buku berjudul Hadits-Hadits Sains, Fakta dan Bukti Ilmiah dalam Sabda Nabi Muhammad SAW dari Abdul Syukur Al-Azizi, hujan disebut sebanyak 55 kali dalam Al-Quran.

Ayat Al-Quran Tentang Hujan
Ayat Al-Quran yang menyinggung hujan ada dalam Al Quran surat Az-Zukhruf ayat 11:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

Artinya: Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

Ayat lain yang menyinggung hujan dapat ditemukan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 10:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

Artinya: Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.

Kemudian, hujan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rum ayat 48:

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

Artinya : Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.

Ayat selanjutnya yang juga secara detail membahas tentang hujan adalah surat An-Nur ayat 43:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ رُكَامًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ بِٱلْأَبْصَٰرِ

Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.

Hujan juga disebut sebagai rahmat dan tanda kasih sayang Allah kepada makhluknya di Bumi. Sebagaimana tercantum dalam surat Asy-Syura ayat 28:

وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ

Artinya: Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji.

Hadist Tentang Hujan
Peristiwa hujan juga pernah beberapa kali disinggung dalam hadits. Sabda Rasulullah SAW menjelaskan hujan adalah rahmat dan anugerah dari Allah SWT.

Seperti dikisahkan Zaid bin Khalid Al-Juhaini Radhiallahu ‘anhu (RA), saat itu Rasulullah SAW sedang mengimami sholat subuh di Hudaibiyah setelah malamnya turun hujan. Usai sholat, Nabi Muhammad SAW menghadapkan wajahnya kepada pada para jamaah dan bersabda,

“Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?”

Para jamaah kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, “(Allah berfirman) Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan: (doa di atas), maka dia beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dia kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits lain terkait hujan berasal dari Ibnu Mas’ud RA. Dalam hadits ini, curah hujan disebutkan sama tiap tahunnya.

“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain,” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).

Dengan deretan ayat dan hadist tersebut, tidak ada keraguan bagi muslim untuk mengakui hujan sebagai ciptaan Allah SWT. Hujan adalah rezeki yang kehadirannya patut disyukuri. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *