Meutiaranews.co – Pencegahan pengiriman orang (TPPO) ke negara tetangga dengan modus Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Subdit IV, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Kepri dianggap biasa saja oleh Aktivis Perlindungan HAM, Romo Paschal.
“Menurut saya pencapaian yang dilakukan Polda Kepri terhadap kasus TPPO di Polda Kepri itu biasa saja. Karena apa yang dilakukan itu tidak tuntas mempidanakan semua pelaku termasuk korporasi, membongkar jaringan, mengembalikan kerugian dalam apa yang disebut restitusi,” kata pria yang memiliki nama lengkap Chrisanctus Paschalis Saturnus, Jumat (17/5/2024).
Sebelumnya, Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Suherlan mengatakan, sejak Januari sampai Mei 2024, Polda Kepri mencatat setidaknya ada 25 kasus TPPO. Lebih kurang selama 5 bulan pengungkapan yang dilakukan pihaknya, sebayak 127 orang yang menjadi korban diamankan serta mengamankan 34 orang pelaku.
“Apa yang dilakukan bahkan bisa disebut setengah hati, biasa saja, hanya menangkap pelaku lapangan, orang kesekian, kadang sopir, kasir, bahkan PMI yang diminta belikan tiket, karyawan atau pekerja. Tapi sindikatnya tidak pernah tuntas diberantas,” sambung Romo Paschal yang selama ini aktif dalam memperhatikan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Menurut dia, pemberantasan jaringan sindikat TPPO yang dilakukan pihak kepolisian khususnya di wilayah hukum Polda Kepri hingga ke ‘bos besar’ sangatlah penting agar nasib calon PMI terjamin hingga bekerja di negara orang. Tidak hanya sekadar memenjarakan pekerja di bawah.
“Ini penting bukan saja untuk membuat efek jera bagi sindikat ini, tapi juga rasa adil dan semangat polisi memerangi perdagangan orang. Bukan kah ini atensi Kapolri dan bahkan Presiden? Kami tetap akan mengawal semua ini agar menghadirkan keadilan bagi korban dan praktik baik pemberantasan TPPO di masa mendatang,” ucapnya.
Ketidak seriusan polisi memberantas TPPO, tambah Romo Paschal ada dugaan penyidik PPA kerap berjumpa dengan orang yang mengendalikan atau mengatur perjalanan calon PMI sampai Batam dan Malaysia.
“Ada lagi tuh cerita di Polda Kepri, salah satu penyidik PPA Polda Kepri malah sering berjumpa dengan mafia TPPO. Itu untuk apa coba? Orang bodoh juga bertanya, penyidik kok sering ngopi sama mafia? kami sudah laporkan ke propam walau menurut propam tidak terbukti padahal bukti-bukti sudah cukup menurut kami,” tuturnya.
Namun demikian, Romo Paschal menegaskan pihaknya tidak akan mundur. Ia akan terus memperjuangkan agar ke depan nasib pekerja migran dapat berubah lebih baik.
“Tapi kami tidak akan berhenti. Dalam minggu ini kami akan laporkan ke Kapolri soal ini termasuk kerja Propam Polda Kepri yang perlu ditinjau dan dievaluasi. Lawan perdagangan orang dan sindikat-sindikatnya,” kata Romo Pachal. (es)
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional