Meutiaranews.co – Foto daging ayam hebohkan media sosial di Singapura yang dijual NTUC FairPrice seharga 72,27 dolar Singapura atau setara Rp757 ribu untuk berat 3,2 kilogram (kg).

Itu berarti, harga daging ayam tembus 22,5 dolar Singapura atawa Rp235 ribu per kg. Tentu, harga ini membuat mata orang terbelalak, mengingat harga umumnya hanya berkisar 6 dolar Singapura atau sekitar Rp62 ribu.

Menanggapi hal itu, FairPrice angkat suara. Dalam unggahan Facebook, manajemen menyebar foto kemasan daging dengan label SB Whole Chicken yang ditempel pada kemasan merek Swiss Butchery. Daging ayam itu dijual seharga 22,50 dolar Singapura dengan berat lebih dari 3 kg.

“Produk ini dihargai US$22,50 per kg (sesuai tanggal pengemasan pada 31 Mei 2022) dan label produk juga menunjukkan berat lebih dari 3 kg, karena dua burung utuh dikemas bersama, ditimbang, dan diberi harga di bawah label yang sama. Kami harap ini menghilangkan kemungkinan kesalahpahaman yang timbul oleh gambar ini,” tulis FairPrice.

Unggahan itu mendapat respons dari netizen yang mengaku terkejut dengan harga daging ayam. “Tidak ada kesalahpahaman di sini. Kami hanya dikejutkan oleh harga $22,50 per kg untuk ayam kampung organik yang dijual di NTUC FairPrice,” tulis netizen, Angela Lau.

“Tidak perlu klarifikasi. Mereka yang mampu membeli makanan organik, beli. Bagi banyak orang seperti saya, berbahagialah karena kita masih mampu membeli daging beku,” tulis netizen lainnya, Joseph Kok Wah Lim.

Kenaikan tidak hanya terjadi pada daging ayam, tetapi juga pada nasi ayam hainan. Makanan khas Singapura ini naik hingga 30 persen-50 persen imbas Malaysia menghentikan sementara ekspor ayam ke Singapura mulai 1 Juni 2022.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menerangkan ekspor 3,6 juta ayam per bulan akan disetop sebagai langkah mengatasi kekurangan pasokan domestik dan kenaikan harga bahan pokok.

“Sebagai langkah jangka pendek, rapat kabinet membuat beberapa keputusan tentang masalah pasokan dan harga ayam saat ini, termasuk menghentikan ekspor 3,6 juta ayam per bulan mulai 1 Juni 2022,” terang dia seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Pemerintah Malaysia belum memiliki target sampai kapan larangan ekspor ayam akan berlaku. Hal yang pasti, kebijakan ini akan terus dilakukan hingga harga domestik dan produksi kembali stabil.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *