Meutiaranews.co – Umat muslim menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1446 Hijriah yang pada tahun ini bertepatan pada tanggal 7 Juli 2024. Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang mulia dalam kalender Islam.
Larangan di bulan Muharram berkaitan dengan kemuliaan awal bulan Hijriah ini yang disebut termasuk dalam salah satu bulan haram atau asyhurul hurum. Bulan haram adalah sebutan untuk empat bulan yang suci dalam kalender Hijriah.
Keberadaan bulan haram juga disinggung dalam salah satu firman-Nya yang termaktub dalam surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Ayat lain menyinggung terkait larangan dalam bulan haram. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ma’idah ayat 2,
… يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram …”
Bukti bahwa Muharram termasuk dalam salah satu bulan haram termaktub dalam salah satu riwayat hadits. Dari Abu Barkah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharam. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Syaban.” (HR Bukhari Muslim)
Apa Saja yang Dilarang pada Bulan Muharram?
Menurut Ibnu Jarir at-Thabari dalam Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an terjemahan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ada perkara yang perlu dihormati pada bulan haram. Pada zaman jahiliah pun, orang-orang Arab memuliakan bulan-bulan tersebut dengan melarang sejumlah tindakan zalim.
- Larangan Berperang
Larangan bulan Muharram yang pertama adalah umat Islam dilarang berperang. Salah satu pendapat menyebut, hukumnya haram bila memulai peperangan pada bulan suci ini.
Meski demikian, ada pula pendapat yang membolehkan hal ini dengan landasan peristiwa sejarah di masa nabi. Saat itu, pengepungan penduduk Taif oleh Rasulullah SAW terjadi pada salah satu bulan haram. Hal ini merujuk pada perlawanan untuk memberi pelajaran bagi musuh sesuai dengan firman-Nya surah Al Baqarah ayat 194.
اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Bulan haram dengan bulan haram dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) kisas. Oleh sebab itu, siapa yang menyerang kamu, seranglah setimpal dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa.
- Larangan Berbuat Aniaya pada Diri Sendiri
Larangan di bulan Muharram yang kedua ini dijelaskan dalam surah At Taubah ayat 36. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, umat Islam dilarang melakukan perbuatan yang mengarah pada penganiayaan diri sendiri pada bulan haram.
Hal ini disebabkan, Ibnu Katsir berpendapat, ganjaran dosa pada bulan haram jauh lebih berat dibandingkan dengan bulan lainnya. Bahkan dosa yang diperbuat disetarakan dengan berbuat maksiat di Tanah Suci. Allah SWT berfirman dalam surah Al Hajj ayat 25,
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ…
Artinya: “…dan siapa yang dimaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya Kami akan rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih.”
- Larangan Balas Dendam
Disebutkan dalam Tafsir Al Azhar oleh Hamka, pada bulan haram seperti Muharram juga terdapat larangan untuk melakukan balas dendam. Larangan ini ditujukan agar umat Islam bisa mengalihkan fokus untuk menunaikan ibadah haji dan umrah pada bulan haram.
Zulkaidah sebagai bulan persiapan untuk menunaikan ibadah haji, Zulhijah yang bertepatan dengan bulan pelaksanaan haji, Muharram sebagai bulan perjalanan pulang dari haji, dan Rajab sebagai bulan pengamalan umrah.
- Larangan Maksiat
Perbuatan maksiat disebut sebagai salah satu perbuatan zalim di bulan Muharram. Ada dosa besar yang dijanjikan bagi pelaku perbuatan zalim seperti disebut dalam surah Asy Syura ayat 40,
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
Apakah di Bulan Muharram Tidak Boleh Menikah?
Menurut penelusuran detikHikmah, tidak ditemukan dalil kuat yang menjelaskan larangan menikah di bulan Muharram dalam ajaran Islam. Sebaliknya, larangan ini lahir di kalangan masyarakat muslim Jawa yang menyebut Muharram sebagai bulan Suro.
Menurut sebuah penelitian yang terbit di Journal of Sharia Volume 1 No 02 Edisi Juni 2022, masyarakat Jawa memiliki keyakinan, menikah pada bulan Suro akan melahirkan kesialan. Tradisi sudah diturunkan secara turun temurun melalui cerita nenek moyangnya.
Apa yang Boleh Dilakukan saat Bulan Muharram?
- Berpuasa
Pada bulan Muharram, ada sejumlah puasa sunnah yang bisa diamalkan muslim di antaranya puasa Tasua, puasa Asyura, puasa 11 Muharram, puasa Ayyamul Bidh, hingga puasa Senin Kamis. Berikut jadwalnya:
- Puasa Tasua (9 Muharram 1446 H) bertepatan dengan 15 Juli 2024
- Puasa Asyura (10 Muharram 1446 H) bertepatan dengan 16 Juli 2024
- Puasa 11 Muharram bertepatan dengan 17 Juli 2024
- Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Muharram 1446 H) bertepatan dengan 19, 20, dan 21 Juli 2024
- Puasa Senin Kamis bertepatan dengan 8, 11, 15, 18, 22, 25, dan 29 Juli 2024, kemudian disambung sisa Muharram yang jatuh pada Agustus, tanggal 1 dan 5
- Berdzikir
Bulan Muharram juga dapat diisi dengan mengingat Allah SWT. Dzikir yang dilakukan bisa berupa takbir, tahlil, tasbih, dan istighfar.
Muslim diperintahkan berdzikir pada setiap waktu dan keadaan kecuali kondisi terlarang. Hal ini dijelaskan dalam surah An Nisa’ ayat 103,
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَوَةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَما وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأَنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berdzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.
- Membaca Al-Qur’an
Amalan bulan Muharram juga bisa diisi dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an. Rasulullah SAW dalam haditsnya bersabda,
“Barang siapa membaca satu huruf Al-Qur’an, memperoleh satu keutamaan, setiap keutamaan dikalikan menjadi sepuluh keutamaan. Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim satu huruf, tapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)
- Mengamalkan Salat Sunnah
Salat sunnah di luar waktu terlarang juga dilakukan pada bulan Muharram. Beberapa salat sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan ini di antaranya salat rawatib (qobliyah dan ba’diyah), Duha, hajat, Tahajud, tobat, hingga Witir. - Bertobat
Muslim dianjurkan memperbanyak tobat pada bulan Muharram. Tobat bisa dilakukan melalui sejumlah amalan saleh pada bulan ini.
“Jika engkau ingin berpuasa setelah Ramadan, maka berpuasalah pada bulan Muharram. Sesungguhnya bulan tersebut adalah bulan Allah dan pada bulan itu terdapat satu hari di mana ketika suatu kaum bertobat, Allah juga menerima tobat kaum yang lain.” (HR Tirmidzi)
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional