Meutiaranews.co – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi daerah penyumbang ekspor terbesar keempat dari 34 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2021.
“Kita patut bangga, ekspor pertanian Kepri masuk lima besar se-Indonesia,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, Jumat.
Meskipun letak geografis Kepri terdiri dari 96 persen lautan dan hanya 4 persen daratan. Namun, sektor pertanian telah terbukti menjadi penopang ekonomi daerah bahkan nasional di tengah pandemi COVID-19.
Sektor pertanian selain menyumbangkan pendapatan bagi daerah/negara, juga berdampak terhadap pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat di Kepri.
“Eksportir di Pulau Bintan rata-rata menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Raden.
Raden menjelaskan sepanjang 2021, Karantina Pertanian Tanjungpinang telah memfasilitasi ekspor komoditas karet lempengan frek sebanyak 196 kali dengan volume 17.700.074,40 kilogram atau senilai RP427 miliar.
Kemudian ekspor produk olahan kelapa frek sebanyak 21 kali dengan volume 535.675,20 kilogram atau senilai 7,6 miliar.
Babi potong frek sebanyak 309 kali dengan volume 314.629 ekor atau senilai RP926 miliar.
“Ekspor produk olahan pertanian Kepri tembus pasar Asia hingga Eropa,” ungkapnya.
Dia optimis ekspor pertanian Kepri 2022 tetap tumbuh seiring munculnya beberapa produk olahan pertanian baru yang berhasil menembus pasar internasional untuk pertama kalinya di awal tahun ini, seperti Coconut Chips diekspor ke Amerika Serikat dan serabut kelapa diekspor ke China.
Raden menyampaikan Karantina Pertanian Tanjungpinang terus berperan aktif dalam mendorong suksesnya program gratieks dengan memberi pelayanan antar kirim sertifikat ekspor (AKTIF Ekspor), sehingga dengan pelayanan ini pengguna jasa hanya mengirimkan PPK online.
“Sertifikat akan diantar ke tempat pengguna jasa setelah serangkaian pemeriksaan sertifikasi dilalui dan pembayaran PNBP diselesaikan via e-billing,” imbuhnya.
Sumber: antaranews.com
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional