Meutiaranews.co – Gerakan Pemuda Revolusioner (GPR) Kepri turut menyoroti agenda Indonesia dalam Pertemuan Teknis ke 16 Penetapan Batas ZEE Indonesia-Vietnam di Hanoi, 24-25 November 2022.
GPR Kepri menyayangkan dan menyatakan tidak puas terhadap kompromi yang dilakukan oleh Indonesia-Vietnam.
Terdapat beberapa hal yang disoroti oleh GPR Kepri yaitu terkait kerugian yang didapat oleh Indonesia tentang kedaulatan Indonesia dan kerugian bagi nelayan Indonesia.
Dengan diberikannya konsesi wilayah Indonesia kepada Vietnam tentunya mempersempit wilayah laut Indonesia itu sendiri.
Selain itu, dengan semakin sempitnya wilayah Indonesia tentu berdampak pada wilayah tangkap bagi nelayan Indonesia.
“Diberikannya konsesi ZEE wilayah Indonesia kepada Vietnam tentunya menunjukkan bagaimana kedaulatan bangsa ini begitu goyah. Bangsa yang besar ini memiliki sejarah yang begitu panjang terkait penentuan batas wilayah laut sehingga tidak mudah Indonesia melepaskan sebuah wilayah kepada negara lain,” ujar Zulfikar Ketua GPR Kepri, Sabtu (17/22/2022).
Tidak hanya penyempitan luas secara geografis, tetapi juga kehilangan klaim akan sumber daya yang berada di dalamnya.
Indonesia, tambah Zulfikar memiliki begitu banyak sumber daya alam yang bahkan mampu menopang perekonomian bangsa ini apabila dikelola dengan efektif.
Untuk itu luas wilayah menjadi nilai plus bagi negara ini dalam membangun ekonomi ke depannya. Dalam mencapai Indonesia sebagai poros maritim dunia tentunya wilayah geografis perlu untuk diperhatikan.
“Semakin sempitnya wilayah geografis kita tentunya berdampak bagi nelayan tradisional itu sendiri. SDA laut yang begitu kaya menjadi penopang utama bangsa ini untuk mencapai poros maritim dunia,” tuturnya.
Menurutnya, hasil pertemuan tersebut apabila memberikan kerugian bagi bangsa ini harus di tolak. Indonesia, kata dia, punya kedaulatan bagi wilayah lautnya.
“Sejarah yang panjang dan berbagai perjanjian yang telah disepakati tentunya menjadi dasar bagi Indonesia dalam mengakui wilayah geografisnya,” lanjut Zulfikar.
GPR Kepri menyatakan dengan tegas menolak apabila wilayah kedaulatan Indonesia diserahkan kepada Vietnam.
Pemberian wilayah tertentu kepada negara lain padahal sebelumnya itu menjadi wilayah kepemilikannya tentunya itu sebagai bentuk lemahnya bangsa ini dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
“Tidak ada kompromi apapun dalam hal kedaulatan bangsa. Sebagai bangsa yang memiliki marwah kami menolak kompromi apapun antara Indonesia-Vietnam. Wilayah Indonesia tetaplah milik Indonesia. Bagaimana kita mempertahankan wilayah itu adalah bagian dari cinta tanah air” tutup Zulfikar
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional