Meutiaranews.co – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad bersama Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Kepri Stanley Citoro Haggard Tuapattinaja menekan tombol sirine di atas kapal MV Trinity Surveyor sebagai tanda dimulainya survei penyelidikan kedalaman tanah Jembatan Batam-Bintan di perairan Tanjung Sauh, Batam, Senin (27/5/2024).
Survei penyelidikan kedalaman tanah ini menjadi tahapan penting dalam menyiapkan readiness criteria sebelum dimulainya pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Gubernur Ansar menyebut dimulainya survei penyelidikan kedalaman tanah ini sebagai awal yang menggembirakan untuk mewujudkan mimpi masyarakat Kepri.
“Dimulainya survei penyelidikan kedalaman tanah ini adalah bukti keseriusan pemerintah pusat untuk mendukung pembangunan Jembatan Batam-Bintan yang menjadi mimpi masyarakat Kepri sejak lama,” kata Gubernur Ansar.
Dirinya mengungkapkan Pemerintah Provinsi Kepri telah menyelesaikan kewajiban daerah dengan membebaskan lahan untuk landing point di sisi pulau Bintan. Begitu pula lahan landing point Jembatan Babin di sisi pulau Batam telah diserahkan BP Batam.
“Semua landing point Jembatan Batam-Bintan telah bersertifikat dan kami sudah menyerahkan administrasinya ke Kementerian PUPR,” kata Gubernur Ansar.
Jembatan Batam-Bintan diyakini Gubernur Ansar sebagai mesin penggerak ekonomi Provinsi Kepri karena jembatan ini akan menghubungkan dua pulau besar yang memiliki kantong-kantong ekonomi dan investasi besar di Kepri.
“Yakinlah jika Jembatan Batam-Bintan ini akan menjadi game changer untuk mewujudkan transformasi ekonomi Kepri yang dirancang oleh Bappenas sebagai permata biru ekonomi gerbang utara Indonesia,” kata Gubernur Ansar.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Kepri Stanley Citoro Haggard Tuapattinaja menjelaskan tujuan survei penyelidikan tanah adalah untuk mengetahui daya dukung tanah pondasi jembatan Batam Bintan sekaligus mengoptimalkan desain struktur Jembatan Batam-Bintan.
“Hasil survey ini nantinya digunakan sebagai readiness criteria untuk engineer menentukan desain struktur yang aman untuk jembatan Batam-Bintan,” kata Stanley.
Stanley mengungkapkan anggaran survei penyelidikan tanah ini menggunakan APBN dengan anggaran sebesar Rp68 miliar. Survei penyelidikan tanah ini akan dilakukan di 17 titik borehole untuk sisi jembatan 1 dari Pulau Batam ke Tanjung Sauh. Lalu dari titik Tanjung Sauh ke Pulau Bintan akan dilakukan survei di 2 titik borehole.
Survei penyelidikan tanah ini akan dilakukan PT Offshore Work Indonesia yang telah memiliki banyak pengalaman dalam geoteknik offshore di Indonesia maupun luar negeri. Direktur Utama PT Offshore Work Indonesia Rizal Shah mengatakan kedalaman tanah Jembatan Batam-Bintan yang disurvei akan berkisar antara 27 hingga 40 meter.
“Estimasi pengerjaan survey penyelidikan kedalaman tanah ini dua bulan pengerjaan di lapangan dan empat bulan untuk analisa, sehingga totalnya diperkirakan enam bulan,” kata Rizal Shah. (es)
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional