Meutiaranews.co – Batik adalah sebuah kerajinan dan proses yang memiliki nilai seni tinggi dan menjadi bagian budaya Indonesia. Seni ini merupakan warisan leluhur yang diturunkan secara turun temurun. Bahkan, sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha.

Dalam peringatan Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober, dilansir dari laman Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Senin (2/10/2023), batik berasal dari singkatan berbahasa Jawa, yakni kata amba dan titik, yang berarti menulis dalam titik. Menengok kembali sejarah batik di tanah Jawa, dulunya batik hanya dibuat oleh keluarga kerajaan saja.

Kegiatan membatik oleh putra putri keraton dipandang sebagai kegiatan penuh nilai kerohanian yang memerlukan pemusatan pikiran, kesabaran, dan kebersihan jiwa. Oleh karenanya, corak pada batik penuh dengan simbol dan makna tertentu.

Batik dalam Motif dan Corak

Kain batik dengan berbagai corak itu memiliki makna yang sakral, doa serta harapan bagi orang yang memakainya. Doa-doa tersebut terukir dalam corak kain yang indah, seperti batik parang, sekar jagad, kawung, dan masih banyak motif lainnya yang memiliki makna tersirat tentang kehidupan maupun sejarah suatu masyarakat. Seiring berjalannya waktu, membatik jadi salah satu mata pencaharian masyarakat.

Sejak Kerajaan Hindu-Buddha

Dalam laman Museum Batik Indonesia, disebutkan sejarah batik di Indonesia ditunjukkan dengan keberadaan arca yang telah digambarkan mengenakan kain bermotif sebagai representasi kehadiran motif batik di masa Hindu-Buddha. Ada dua replika arca tersebut, yaitu Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.

Ragam corak dan warna batik juga dipengaruhi beberapa budaya dari luar, sebagai contoh batik Yogyakarta dan Surakarta sebagai pusat batik Jawa dipengaruhi kehidupan keraton, batik “pesisir” ada karena letaknya berada di daerah pesisir utara Pulau Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, Bakaran, Madura dan lain sebagainya dipengaruhi budaya pedagang serta Bali yang banyak dipengaruhi Hindu.

Motif batik Nusantara rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dari daerah mereka masing-masing. Motif-motif batik di Nusantara umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakat daerah setempat. Makanya, masing-masing daerah mempunyai ragam corak dan warna yang khas

Batik Indonesia meresap dalam hidup masyarakat Indonesia dari awal hingga akhir, seperti ketika bayi digendong dengan kain batik yang dihiasi dengan simbol-simbol yang dirancang untuk membawa keberuntungan bagi anak, dan orang mati diselimuti batik penguburan. Pakaian dengan desain sehari-hari dikenakan secara teratur dalam pengaturan bisnis dan akademis, sementara variasi khusus dimasukkan ke dalam perayaan pernikahan dan kehamilan dan ke dalam teater boneka dan bentuk seni lainnya.

Pakaian bahkan memainkan peran sentral dalam ritual-ritual tertentu. Batik diwarnai oleh pengrajin batik yang menggambar desain pada kain menggunakan titik-titik dan garis lilin panas, yang tahan terhadap pewarna nabati dan lainnya. Oleh karena itu memungkinkan pengrajin untuk mewarnai secara selektif dengan merendam kain dalam satu warna untuk menghilangkan lilin dengan air mendidih dan mengulanginya lagi jika beberapa warna diinginkan.

Keragaman pola yang luas mencerminkan berbagai pengaruh budaya, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa dan burung phoenix Cina hingga bunga sakura Jepang dan burung merak India atau Persia. Batik biasanya diwariskan secara turun temurun, dimana hal ini menjadi sebuah identitas budaya masyarakat Indonesia melalui makna simbolis warna dan desain dalam mengekspresikan kreativitas dan spiritualitas mereka. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By IR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *