Meutiaranews.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Provinsi Kepri sepanjang Januari hingga September 2022 mencapai 407,06 ton.

Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS Kepri, I Ketut Suarsana mengatakan, produksi padi pada September 2022 mengalami penurunan 285,26 ton gabah kering giling (GKG) atau 41,20 persen dibandingkan periode Januari-September 2021 yang 692,32 ton GKG.

Berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil survei kerangka sampel area (KSA) padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2022 sebesar 182,62 ton GKG.

“Dengan demikian, total produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 589,68 ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 265,33 ton GKG atau 31,03 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 855,01 ton GKG,” ujarnya dikutip dari Antaranews.com, Selasa (1/11/2022).

Menurutnya, produksi padi tertinggi pada 2022 diperkirakan terjadi di Desember, sementara produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada Januari.

Untuk produksi padi terendah pada 2022 terjadi di September dan produksi padi terendah pada 2021 terjadi pada November.

Produksi padi pada Desember 2022 diperkirakan sebesar 106,46 ton GKG, sedangkan pada September 2022 tidak ada produksi padi.

“Kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga,” ujarnya.

Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah, yaitu Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan. Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di Kabupaten Natuna.

Di sisi lain, katanya, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Ia menjelaskan penurunan produksi padi terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, seperti tidak difungsikannya lagi sawah di Kabupaten Karimun karena mengalami beberapa kali puso, irigasi mengering yang terjadi di Kabupaten Anambas, serta hama penyakit dan banjir yang terjadi di Kabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna.

Suarsana menyampaikan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari-September 2022 diperkirakan setara dengan 232,93 ton beras.

Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 163,26 ton atau 41,21 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang sebesar 396,19 ton. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober-Desember 2022 sebesar 104,51 ton.

“Dengan demikian, total produksi beras pada 2022 diperkirakan sekitar 337,44 ton, mengalami penurunan sebesar 151,85 ton atau 31,03 persen dibandingkan produksi beras pada 2021 yang sebesar 489,29 ton,” paparnya.

Produksi beras tertinggi pada 2022 diperkirakan terjadi di Desember, yaitu sebesar 60,92 ton. Sementara produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada September, yaitu 0 ton.

Kondisi itu sedikit berbeda dengan 2021, yang mana produksi beras tertinggi terjadi pada Januari. Namun, produksi beras terendah terjadi pada November 2021. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *