Meutiaranews.co – Banyak Muslim yang terjerat dalam perbuatan ghibah meskipun mereka mengetahui bahwa itu adalah perbuatan tercela. Banyak yang meremehkan dan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Namun, mengapa ghibah dilarang dalam agama?

Siapa di sini yang masih sering melakukan ghibah? Apakah Anda termasuk pelaku ghibah? Naudzubillah. Apa sebenarnya ghibah itu?

Dikutip dari Buku Pintar Agama Islam untuk Pelajar oleh Muhammad Syukron Maksum, ghibah secara sederhana diartikan sebagai kegiatan menggunjing atau gosip.

Secara istilah, ghibah adalah membicarakan orang lain dengan cara menyebarkan isu-isu negatif dan mencari kesalahan orang lain, dengan maksud menyudutkan orang yang digunjingkan.

Menyebutkan hal yang ada pada diri orang lain, meskipun itu fakta, namun jika berpotensi membuat yang bersangkutan tidak suka, juga termasuk dalam perbuatan ghibah.

Perilaku ghibah dilarang dalam agama karena dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Allah SWT menggambarkan kegiatan ghibah seperti sedang memakan daging saudaranya sendiri.

Allah SWT berfirman,

“Yaa ayyuha alladzina aamanu ijtaniibu katsiiran mina alz dzanni innna ba’dha al dz dzanni ismun wa laa tajassasu wa laa yaghtab ba’dukum ba’dan ayyuhibbu ahadukum an yaakula lahma akhihi mayyitan fakarihtumuuhu wattaquu Allahaa innallaaha tawwaabun raahiimun.”

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah sebagian besar prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat [49]: 12)

Alasan-Alasan Ghibah Dilarang dalam Agama:

Mengakibatkan Permusuhan:
Ghibah dilarang dalam agama karena dapat mengakibatkan permusuhan antar sesama, bahkan bisa menyebabkan pertengkaran dan konflik yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan ajaran dalam buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya.

Membuat Orang yang Bersangkutan Malu:
Perbuatan ghibah dapat membuat orang yang bersangkutan merasa malu karena aibnya dibongkar. Allah SWT sendiri, dengan segala kekuasaan dan belas kasih-Nya, berkenan menutupi aib hamba-Nya. Sebagai hamba, kita tidak memiliki hak untuk membongkar aib orang lain.

Balasan Sesuai Perbuatan:
Ghibah dilarang dalam agama karena Allah SWT akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatan seseorang. Ini sesuai dengan firman-Nya, “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Mudatsir [74]: 38).

Dampak Buruk Ghibah:

Selain alasan-alasan tersebut, ghibah juga dilarang karena menimbulkan dampak buruk, seperti:

Rusaknya Hubungan Baik dengan Orang Lain.
Menimbulkan Kebencian, Dendam, dan Permusuhan.
Merusak Keharmonisan dalam Hidup Bermasyarakat.
Berdosa kepada Allah SWT.
Mengurangi Iman.
Maka dari itu, sangat penting bagi umat Muslim untuk menjauhi perbuatan ghibah dan berupaya meningkatkan kesadaran akan dampak buruknya, serta berusaha memperbaiki diri secara terus-menerus. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *