Meutiaranews.co – – Kentut merupakan hal yang wajar dan pasti dialami semua orang. Terkadang, kentut mengeluarkan bau dan bunyi yang keras, tapi tidak sedikit juga kentut tanpa bau dan suara.

Namun dalam Islam, kentut bisa membatalkan wudhu dan salat. Mengapa demikian?

Kyai yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU, Ahmad Fahrurrozi mengatakan, kentut membatalkan wudu karena berasal atau keluar dari lubang yang ada di tubuh manusia, yakni dubur atau anus.

“Dia [kentut] keluar dari salah satu dua lubang yang ada di tubuh manusia. Dan sudah pasti, kentut membatalkan wudu baik dia terdengar maupun tidak [tanpa suara],” kata Fahrurrozi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (1/8).

Kentut juga merupakan salah satu hadas yang harus dibersihkan. Ketika seseorang kentut dan menyadari telah keluar gas dari anusnya, maka orang tersebut harus kembali menyucikan diri dari hadas.

Sebagaimana diriwayatkan oleh HR Bukhari :

سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ » . قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ‘Salat seseorang yang berhadas tidak akan diterima sampai ia berwudu.’ Lalu ada orang dari Hadramaut mengatakan, ‘Apa yang dimaksud hadas, wahai Abu Hurairah?’ Abu Hurairah pun menjawab, ‘Di antaranya adalah kentut tanpa suara atau kentut dengan suara’.”

Fahrurrozi juga menjelaskan, kembali berwudu setelah kentut hukumnya wajib. Penyucian diri dari najis atau hadas ini juga masuk dalam golongan thaharah hukmiyyah atau menyucikan diri bukan pada tempat sebabnya (anus).

Jika Anda kentut, maka anggota tubuh harus kembali membasuhnya dengan wudu. Mulai dari membasuh wajah, tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala, dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

“Karenanya, bila seseorang kentut sedangkan ia telah berwudhu, maka wajib berwudhu kembali apabila hendak menunaikan salat atau ibadah lain yang mensyaratkan wudu,” kata dia.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *