Meutiaranews.co – Gerhana Bulan Penumbra (GBP) dijadwalkan akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Hari ini, Senin (25/3). Berikut adalah jadwal kemunculannya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan penumbra terjadi ketika Bulan, Matahari, dan Bumi berada dalam posisi sejajar.

“Bulan hanya masuk ke dalam bayangan penumbra (bayangan yang samar, tidak gelap sepenuhnya) Bumi. Akibatnya, saat gerhana mencapai puncaknya, Bulan akan terlihat lebih redup daripada saat purnama,” demikian keterangan BMKG.

Gerhana ini dapat diamati dari Indonesia dalam kurun waktu 4 jam 43 menit 39 detik.

Berdasarkan Peta Visibilitas Gerhana BMKG, wilayah-wilayah di bagian timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku dapat menikmati semua tahapan Gerhana Bulan, dari awal (P1) hingga akhir (P4).

Sementara itu, wilayah di barat tidak akan dapat melihat seluruh fase gerhana karena Bulan masih berada di bawah horizon saat peristiwa terjadi.

Wilayah-wilayah yang tidak dapat menikmati seluruh fase gerhana meliputi Maluku Utara, sebagian Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Aceh.

Seluruh proses gerhana bulan juga dapat diamati di sebagian besar Amerika dan Kanada.

Proses gerhana saat Bulan terbit dapat diamati di sebagian kecil Asia, sebagian Australia, Selandia Baru, dan sebagian kecil Rusia. Sedangkan saat Bulan terbenam, proses gerhana dapat diamati di sebagian Eropa dan sebagian Afrika.

Namun, gerhana ini tidak akan dapat diamati di sebagian besar Asia, sebagian Australia, sebagian besar Rusia, sebagian Afrika, dan sebagian Eropa.

Di Indonesia, gerhana dimulai pada pukul 11.50.58 WIB atau 12.50.58 WITA atau 13.50.58 WIT dan 04.50.58 UT.

Puncak gerhana dijadwalkan terjadi pada pukul 14.12.48 WIB atau 15.12.48 WITA atau 16.12.48 WIT dan 07.12.48 UT.

Sementara itu, gerhana berakhir pada pukul 16.34.38 WIB atau 17.34.38 WITA atau 18.34.38 WIT dan 09.34.38 UT.

Gerhana Bulan Penumbra dapat diamati tanpa peralatan khusus. Menurut Shannon Schmoll, Direktur Abrams Planetarium di Michigan State University, gerhana bulan dapat dilihat dengan mata telanjang.

“Anda hanya perlu berada di luar ruangan dengan pemandangan bulan yang jelas saat gerhana terjadi,” ujar Schmoll, seperti dilansir oleh CNN.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selama gerhana, bulan akan terlihat sedikit lebih gelap dari biasanya.

“Ini akan terlihat seperti gradien kegelapan yang merata dari satu sisi bulan ke sisi lainnya. Perubahan ini tidak akan terlalu dramatis dalam penampilan bulan,” katanya.

“Namun, jika Anda diam dan mengamatinya, Anda mungkin akan melihat sedikit variasi dalam kecerahan,” tambahnya.

Bagi wilayah yang tidak dapat melihat Gerhana Bulan Penumbra, mereka masih dapat menikmati Bulan Purnama Cacing (Worm Moon).

Istilah ini awalnya merujuk pada cacing tanah yang muncul saat tanah mulai hangat di musim semi, mengundang burung robin dan burung lainnya untuk memberi makan anak-anak mereka.

Penjelasan alternatif untuk nama ini berasal dari Kapten Jonathan Carver, seorang penjelajah abad ke-18, yang menyebutkan bahwa nama Bulan ini merujuk pada jenis ‘cacing’ yang berbeda, yaitu larva kumbang yang mulai muncul dari kulit pohon yang mencair setelah musim dingin.

Bulan purnama ini akan muncul setelah Gerhana Bulan Penumbra. Bulan cacing akan terlihat di seluruh dunia, karena Bulan akan tampak purnama selama beberapa hari. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *