Meutiaranews.co – Mengucapkan “amin” dalam salat berjamaah, khususnya setelah imam membaca surah Al-Fatihah, memiliki keutamaan yang dijelaskan dalam sejumlah hadits. Ucapan “amin” (آمِيْن) artinya kabulkanlah dalam bahasa Indonesia.
Rasulullah SAW menganjurkan sunnah ini, seperti yang diuraikan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Shifat ash-Shalah an-Nabi. Hadits dari Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad shahih menyatakan bahwa Rasulullah SAW setelah membaca Al-Fatihah membaca “aamiin” dengan suara keras dan memanjangkannya. Beliau juga menyarankan jemaah untuk mengucapkan “amin” setelah imam selesai membacanya.
Imam Syafi’i dalam kitab Al Umm mengatakan bahwa makmum sebaiknya mengucapkan “amin” hingga terdengar oleh masing-masing dari mereka, bahkan boleh melantangkan suara saat mengucapkannya. Jika imam tidak mengucapkan “amin,” makmum di belakangnya sebaiknya tetap mengucapkannya.
Keutamaan mengucapkan “amin” dalam salat berjamaah juga tergambar dalam hadits. Ketika imam selesai membaca Al-Fatihah, para malaikat akan mengucapkan “amin.” Jika “amin” seseorang bersamaan dengan malaikat, Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Rasulullah SAW bersabda, “Jika imam mengucapkan aamiin, ucapkanlah aamiin, dan jika bacaan aamiinnya bersamaan dengan para malaikat, dosa-dosanya yang terdahulu diampuni” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan ad-Darimi).
Syaikh Al-Albani juga menyebut hadits bahwa Allah akan mengabulkan doa bagi yang mengucapkan “amin.” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah aamiin, maka Allah akan mengabulkan doa kalian.” Juga, tidak seperti iri Yahudi terhadap umat Islam, terutama terkait bacaan salam dan “amin” di belakang imam. (HR Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Sirad dengan sanad shahih). (es)
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional