Meutiaranews.co – Studi LORANS (London Ramadan Study) ini dilakukan oleh peneliti Imperial College London dan dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association menyebutkan, puasa selama Ramadhan aman dan dapat menurunkan tekanan darah, setidaknya untuk sementara. Kegiatan ini juga baik dilakukan untuk orang sehat maupun mereka yang menderita hipertensi.

LORANS menggabungkan tinjauan studi tekanan darah yang ada selama dan setelah puasa di bulan Ramadhan, serta studi observasional terhadap 85 orang yang berpuasa selama Ramadhan.

Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam dan dirayakan dengan berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam. Ratusan juta Muslim di seluruh dunia ambil bagian dalam kegiatan ini.

Para peneliti mengatakan, sementara ini puasa merupakan cara yang aman dan efektif untuk menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah puasa secara teratur efektif untuk memberikan hasil jangka panjang.

“Terlepas dari perbedaan utama, efek puasa Ramadhan sebanding dengan efek yang kami lihat di beberapa makalah yang diterbitkan tentang puasa intermiten. Puasa bisa bermanfaat bagi orang yang menderita hipertensi juga,” kata penulis studi, Dr Rami Al-Jafar dari School of Public Health di Imperial, dikutip di Imperial, Selasa (15/2).

Para peneliti mengevaluasi 85 peserta dengan usia antara 29 dan 61 tahun, dari lima masjid di London. Mereka mengukur tekanan darah sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah) sebelum dan sesudah Ramadhan. Mereka juga meminta para peserta untuk membuat catatan makanan harian tiga hari sebelum dan selama Ramadhan.

Untuk bagian kedua dari studi mereka, para peneliti menggabungkan hasil dari 33 studi (termasuk 3.213 orang) yang dilakukan di Iran, Pakistan dan Turki, untuk melihat tekanan darah sebelum dan sesudah puasa Ramadhan.

Pada 85 orang dari London, penelitian tersebut menemukan penurunan rata-rata 7,29 mm Hg pada tekanan darah sistolik dan 3,42 mm Hg pada tekanan darah diastolik pada hari-hari setelah Ramadhan. Dalam tinjauan studi lain, para peneliti menemukan pengurangan 3,19 mm Hg pada tekanan darah sistolik dan 2,26 mm Hg pada tekanan darah diastolik.

Hasil ini sama ketika mereka memperhitungkan perubahan berat badan, total air tubuh dan massa lemak setelah Ramadhan. Selain itu, penurunan tekanan darah tidak hanya diamati pada orang sehat, tetapi juga pada mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes.

Dalam analisis subkelompok, penurunan tekanan darah yang lebih besar diamati pada kelompok yang sehat atau memiliki hipertensi atau diabetes, tetapi tidak pada orang dengan penyakit ginjal kronis.

Dr Al-Jafar dan rekan-rekannya berspekulasi, penurunan tekanan darah adalah hasil dari perubahan metabolisme yang terjadi setelah delapan sampai 12 jam puasa ketika tubuh mulai membakar keton daripada glikogen. Perubahan flora usus selama Ramadhan adalah kemungkinan lain.

Penelitian sebelumnya telah menyarankan pembatasan kalori dapat meningkatkan faktor risiko kardiovaskular, serta sensitivitas insulin. Tahap penelitian selanjutnya akan mempelajari bagaimana puasa memengaruhi berat badan dan metabolit peserta, untuk memperkirakan efek kesehatan lainnya dari puasa.

Sumber: republika.co.id

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *