Meutiaranews.co – Sejak Desember 2020 Thailand telah melegalkan penggunaan daun ganja. Kini, daun, batang dan akar pohon ganja di buru investor, rumah sakit dan redtiran menjadikan ganja sebagai makanan, obatan herbal dan bahan baku kosmetik.
Thailand telah melegalkan ganja untuk dikonsumsi masyarakat. Di negara itu, restoran hingga rumah sakit bahkan menjual berbagai menu olahan berbahan dasar ganja.
Dilaporkan The Thaiger, Jumat, 28 Agustus 2021, restoran di Thailand membuat berbagai olahan makanan bercampur tumbuhan mengandung psikoaktif tetrahydrocannabinol atau THC tersebut.
Dalam pengolahannya, juru masak menggunakan kadar sangat rendah dan legal untuk dikonsumsi menurut hukum setempat.
Orang yang menyantapnya pun tidak merasakan efek ‘high’ karena masih dikonsumsi dalam batas normal. Sementara itu, untuk bagian tunas ganja yang kaya THC masih dilarang untuk dikonsumsi. Tunas ini masuk dalam Narkotika Kategori 5 yang ilegal di Thailand.
Menu ganja ini salah satunya dijual di Rumah Sakit Chao Phraya Abhaibhubejhr melalui fasilitas kesehatan Ganja Ros yang berarti Rasa Ganja. Di sana dijual olahan ganja goreng yang diolah menjadi salad pedas.
Sebelumnya, rumah sakit ini hanya menggunakan ganja untuk alasan kesehatan. Mereka membuka klinik medis mariyuana pada 2019 dan menjual minyak ganja dengan kandungan THC rendah pada pasien.
Selain rumah sakit, ada juga restoran yang menjual roti lapis berisi daun ganja. Olahan daging yang digoreng dengan daun kemangi dan daun ganja juga dijual di sana.
Restoran yang menyediakan menu ganja itu buka mulai pukul 09.00-16.00 waktu setempat.
Sebelumnya juga pernah viral di Hong Kong. Di sana, ganja diolah bersama kopi dan biskuit. Para pelanggan mengaku tidak merasakan efek berlebih setelah mengkonsumsi menu tersebut.
Kementerian Pertanian Thailand berencana mengubah 4.000 hektare lahan di tiga provinsi menjadi perkebunan ganja, hemp (rami) dan green chiretta (ekstrak Sambiloto).
Dilansir dari laman Chiang Rai Times, proyek tanaman herbal itu bertujuan untuk mengembangkan dan menambah nilai produk pertanian di wilayah pesisir timur.
Wakil Menteri Pertanian Thailand, Thamanat Prompow, menyebut pihaknya yakin bahwa tanaman herbal Thailand akan menjadi tanaman ekonomi baru untuk tujuan ekspor.
“Tanaman-tanaman herbal itu akan mendorong perekonomian domestik dan meningkatkan pendapatan petani Thailand,” ujarnya.
Pemerintah Thailand berencana mengizinkan pemilik lahan di tiga provinsi untuk menanam tiga tanaman herbal yang akan digunakan sebagai bahan baku industri.
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional