Meutiaranews.co – Banyak pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad yang selalu diperingati pada 27 Rajab.

Melansir laman aboutislam.net, yang bisa kita pelajari dari Nabi Muhammad (saw) tentang Isra Miraj, empat di antaranya:

Pertama, dengar dan taat

Ketika Allah memberikan perintah lima puluh shalat setiap hari kepada Nabi kita Muhammad, dia tidak meminta lebih sedikit. Dia menerima perintah Allah . Dia mendengarkan dan dia taat, seperti dalam surat Al Baqarah ayat 285

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Rasul (Muhammad) beriman kepada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

Mengikuti Nabi kita tercinta, kita juga harus mengadopsi sikap ini. Apa pun yang diperintahkan atau tidak dilakukan oleh Tuhan kita yang Maha Penyayang dan Nabi kita Muhammad, kita harus mendengarkan dan menaatinya.

Kedua, menerima saran

Baru setelah dinasihati oleh Nabi Musa (saw), Nabi kita Muhammad kembali memohon kepada Allah untuk mengurangi jumlah shalat. Ini menunjukkan bahwa dia terbuka untuk menerima nasihat . Dia menerima nasihat Musa yang tulus dan penuh harapan.

Ketiga, menunjukkan perhatian

Mengikuti nasehat Nabi Musa untuk kembali kepada Allah untuk meminta pengurangan jumlah shalat juga menunjukkan cinta dan kepedulian Nabi Muhammad yang tulus kepada umatnya.

Dia kembali kepada Allah untuk kita. Dan dia kembali kepada Allah untuk meminta agar jumlah sholat dikurangi karena dia peduli pada kita.

Dia bisa melakukan 50 shalat setiap hari tetapi tidak semua umatnya sanggup menjalankannya. Ini menunjukkan cinta dan kekhawatiran Nabi Muhammad yang luar biasa bagi kita.

Keempat, Malu dihadapan Allah SWT

Nabi kita tercinta Muhammad, manusia sempurna, tidak kembali lagi di lain waktu karena merasa malu terhadap Allah SWT.

Kita perlu belajar darinya saat-saat kita merasa malu di hadapan Allah. Kita merasa malu karena kita melewatkan shalat.

Nabi Muhammad SAW mengutamakan Allah. Hubungannya dengan Allah adalah yang paling penting. Dia mengikuti nasehat Nabi Musa. Dia peduli dengan umatnya. Namun ia tidak bisa mengabaikan rasa malu di hadapan Tuhannya.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *