Meutiaranews.co – Laos menjadi negara pertama di ASEAN yang memiliki kereta api cepat dan sudah lebih dulu meluncurkan kereta api cepat yang menghubungkan Kota Kumnung di tenggara China dengan ibu kota Los, Vientiane.

Padahal sebelumnya, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengklaim proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang juga bekerja sama dengan China, merupakan yang pertama di kawasan Asia Tenggara.

“Ini akan menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara, kita bisa buktikan ke negara lain bahwa Indonesia mampu,” katanya saat pemasangan pertama Girder di sisi KM 26 Tol Jakarta – Cikampek, Senin (30/9/2019) lalu.

Klaim Indonesia yang menjadi pemilik kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara dipatahkan negara Laos. Padahal pengerjaan jalur kereta Laos dan Indonesia sama-sama dimulai pada 2016 silam.

Memang pengerjaan kereta cepat di Indonesia molor, dari yang awalnya ditargetkan selesai pada tahun 2019, kemudian mundur menjadi November 2022.

Molornya proyek ini terjadi karena dalam realisasinya terdapat masalah. Salah satunya keterlambatan penyerahan lahan untuk proyek itu. Imbasnya biaya proyek pun membengkak ,yang awalnya US$ 5,5 miliar menjadi US$ 8 miliar.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pernah menyebut tiga masalah proyek ini mulai dari pembengkakan biaya atau cost over run, pemenuhan base equity atau modal dasar ke konsorsium, hingga cash deficit pada masa operasi.

Persoalan base equity yang dimaksud karena PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) gagal menyetorkan modal dasar kepada pihak China. Sehingga pemerintah memutuskan untuk menyuntik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke dalam proyek ini sebesar Rp 4,3 triliun melalui PT KAI selaku pemimpin konsorsium.

Per November kemarin progres pengembangan kereta cepat sudah mencapai 79% atau nyaris 80%, pembangunan kereta cepat ini juga dikebut menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 dimana Indonesia menjadi tuan rumah.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika