Meutiaranews.co – Aktivis HAM Batam, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus atau Romo Paschal kembali mengikatkan masyarakat Kepri khusunya seluruh masyarakat Indonesia untuk menahan diri bekerja di Kamboja.

Pasalnya, negara penganut sistem monarki konstitusional di Asia tenggara itu, saat ini banyak ditemukan mafia perdagangan orang yang mengiming berpenghasilan tinggi.

Romo paskal mengatakan kepada media ini, bahwa telah banyak kasus perdagangan dan perbudakan yang terjadi di negara yang berbatasan dengan Thailand, Laos dan Vietnam tersebut.

“Buat kalian semua, terutama orang muda, hati hati apa bila kalian melamar pekerjaan atau mendapat penawaran bekerja di Kamboja. Sekarang lagi banyak kasus ‘Banded silavery’,” ujarnya, Kamis (04/05/2023).

Ia menjelaskan, keganjalan yang akan terjadi bermula setelah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tiba di Kamboja maka satu satunya indentitas diri akan diambil untuk ditahan.

Dengan demikian, PMI tidak bisa kemana – mana dan akan mengikuti terus kemana pun dibawa oleh para mafia di perusahaan – perusahaan tertentu di sana.

Penderitaan PMI tidak sampai disitu. Upah kerja yang dihasilkan dari pekerjaan yang melebihi batas dalam keseharian juga tidak akan diberikan, akan ditahan.

Siapapun yang mengalami hal itu, tambah Romo Pascal akan mengalami ganguan fisik dan mental. Belum lagi siksaan demi siksaan akan dihadapi bila tidak dapat memenuhi keinginan mereka.

“Intinya pasport kalian ditahan setelah sampai di Kamboja dan kalian tidak bisa kemana – mana. Jam kerja panjang sekali, bahkan gaji ditahan dan pekerjaan tidak sesuai job desk, sisa fisik dan mental apa bila target tidak tercapai, dll. Mengerikan!!!,” Jelasnya.

Romo mengatakan, tidak sedikit pula pekerja yang dipindahkan. Perpindahan itu lantaran pekerja telah ‘dijual’ ke perusahaan lain karena dinilai sudah tidak bermanfaat.

Ditempat yang baru tentunya tekan, siksaan akan terus terjadi. Ketidak sanggupan dalam menghadapi situasi itu akan dimanfaatkan lagi apabila kita menginginkan pulang ketabahan air.

“Banyak juga bisa ‘dijual’ ke perusahaan lain untuk jadi scammer dan apa bila kalian sudah tidak ditahan dan mau pulang, kalian atau keluarga kalian akan dipaksa membayar 3000- 5000 dolar US,” tuturnya.

Jika sudah terlanjur berada di Kamboja, Romo menyarankan untuk lapor diri ke KBRI di sana. Hal itu sangat perlu dilakukan karena bila terjadi hak buruk, Pemerintah Indonesia melalui KBRI dapat segera membantu.

Tapi, imbuh Romo, lebih baik tidak pergi bekerja ke Kamboja dan dengarkan nasehat orang supaya terhindar dari hal buruk.

“Kalau kalian berani ambil resiko, at least, lapor diri ke KBRI sampai Kamboja supaya jika ada apa apa, kalian bisa dibantu. Tapi lebih baik jangan jadi batu dengarkan nasehat orang,” jelasnya.

Dalam kebanyakan kasus, tambah Romo Kashal, orang-orang pada tidak melaporkan diri ke KBRI, sehingga susah dilacak.

“Intinya hati-hati. Sudah banyak korban. Ini perdagangan orang yang mengerikan. Jangan jadi korban lagi,” jelasnya. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By IR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *