Meutiaranews.co – Gempa M 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jabar, Senin (21/11/2022) pada pukul 13.21 WIB. Gempa itu menyisakan duka di tanah air. Gempa susulan terjadi seratusan kali di Cianjur, memaksa warga untuk tetap terjaga.
Tenda pengungsian didirikan. Ratusan korban berjatuhan, baik yang luka maupun meninggal dunia. Rumah sakit juga sibuk merawat para korban. Siang yang tak terduga itu berganti dengan malam yang tak biasa.
Tak sedikit warga Cianjur yang enggan tidur di dalam rumahnya. Gempa menyisakan trauma. Mereka memilih berteman dengan dinginnya malam Cianjur yang dipenuhi tangis kedukaan. Tidur di luar rumah dan tenda pengungsian menjadi pilihan.
Sementara itu, sepanjang malam di hari pertama petugas kebencanaan, kepala daerah hingga relawan terus mengevakuasi, mendata korban yang berjatuhan. Merawat mereka yang terluka, hingga membantu persediaan logistik.
Di sisi lain, mata warga Cianjur tetap terjaga dari terkaman gempa susulan. Para pria memilih untuk berjaga. Sedangkan, anak-anak dan perempuan tidur di tenda pengungsian.
Usep salah satunya. Pria asal Desa Limbangan, Kecamatan Cianjur yang memilih untuk berjaga. Usep terjaga untuk bergerak mengevakuasi keluarga dan warga lainnya saat terjadi gempa susulan.
“Iya saya dan warga yang laki-lakinya memilih berjaga, karena tidur juga khawatir ada gempa susulan. Istri dan anak tidur di luar rumah, gelar tikar, karena takut juga tertimpa bangunan kalau terjadi gempa susulan,” ujar Usep, warga Desa Limbangan Kecamatan Cianjur, Selasa (22/11/2022).
Saat mata Usep masih terjaga, di lokasi lainnya, yang dikabarkan sebagai wilayah terdampak gempa parah, yakni Kecamatan Cugenang, para warganya juga terjaga.
Mereka tidur dalam kondisi yang tak biasa. Saling berdempetan di tenda pengungsian. Warga lainnya menjaga. Matanya mengawasi bangunan sekitar yang telah porak poranda karena gempa.
Menteri Sosial Tri Rismaharini juga mengimbau warga untuk berada di luar rumah saat malam hari. Meski diharapkan tidak ada gempa susulan dengan kekuatan yang besar dan memberikan dampak, tetapi dikhawatirkan terjadi gempa susulan.
“Kita sama-sama tidak berharap ada kejadian serupa. Tapi untuk lebih aman, sebaiknya berada di luar rumah saat malam hari. Karena jika tidak terbangun saat gempa, bisa bahaya,” kata dia.
“Kita juga sudah kirimkan bantuan berupa tenda untuk para pengungsi, dan warga di lokasi yang terdampak gempa,” tambahnya.
Sementara itu,korban tewas bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 268 orang. Selain itu ada 151 orang hilang dan 58 ribu warga mengungsi akibat bencana tersebut.
“Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268,” kata Kepala BNPB Suharyanto seperti dilansir dari detikNews, Selasa (22/11/2022).
Data tersebut merupakan jumlah korban tewas hingga pukul 17.00 WIB hari ini. Data akan diperbarui secara berkala. Suharyanto mengungkapkan ada 151 orang hilang korban gempa Cianjur masih dicari. Sebagian dari korban yang hilang itu, menurut Suharyanto, bisa jadi ada di antara korban tewas yang belum teridentifikasi. (es)
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional