Meutiaranews.co – Realisasi program minyak goreng Rp14 ribu per liter baru mencapai 35 persen dari yang ditargetkan terjual 11 juta liter per akhir Desember ini. Padahal kata Kemendag, penyaluran dimulai sejak awal November lalu.

“Program ini adalah bagian dari operasi pasar dan merupakan arahan Bapak Presiden untuk terus dilanjutkan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022, Kamis (30/12) kemarin.

Ia mengatakan pemerintah akan terus mendorong penyaluran minyak goreng tersebut. Saat ini, minyak gelontoran 11 juta minyak goreng itu baru tersedia di minimarket.

Ke depan, minyak akan didorong masuk ke pasar tradisional.

Harga minyak goreng selama beberapa bulan terakhir terus melambung. Di beberapa daerah, harga bahkan sempat menyentuh Rp19 ribu per liter.

Tak hanya minyak goreng, kenaikan juga terjadi pada beberapa barang kebutuhan pokok, seperti cabai rawit dan telur ayam.

Untuk cabai rawit misalnya, berdasarkan pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga yang pada 1 Desember lalu masih Rp51.500, naik hampir dua kali lipat menjadi Rp94.500 per kg pada 29 Desember kemarin.

Sementara itu untuk telur ayam, harga naik dari Rp24.950 menjadi Rp30.100 per kg. Untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng, Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu menyatakan industri dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) akan menggelontorkan 11 juta liter demi meredam harga.

Minyak akan dijual dengan harga Rp14 ribu per liter. Tapi hingga kini, harga masih betah di Rp19.850 per kg.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika