Meutiaranews.co – Travel bubble atau skema perjalan terbatas antara Indonesia dengan Singapura di kawasan Batam dan Bintan, Kepulauan Riau, sudah berlangsung sejak Senin, 24 Januari 2022. Hari ini, Rabu, 26 Januari 2022 adalah hari ketiga sejak travel bubble berlaku.
Lantas, sudah berapa banyak wisatawan Singapura yang masuk ke kawasan Batam dan Bintan?
“Sampai sekarang belum ada (wisatawan Singapura) yang masuk (ke Batam dan Bintan),” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar saat dihubungi Tempo dari Batam, Rabu, 26 Januari 2022.
Kendati skema travel bubble sudah berlaku sejak Senin kemarin, mekanisme di lapangan masih dibahas oleh pemerintah pusat.
Buralimar menjelaskan, beberapa proses persiapan yang sudah dilakukan pemerintah antara lain menerapkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2022 dari Satuan Tugas Covid-19 tentang Protokol Kesehatan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Mekanisme Travel Bubble di Kawasan Batam, Bintan, dengan Singapura dalam Masa Pandemi Covid-19. Proses yang masih berjalan adalah surat bebas visa dari Kementerian Hukum dan HAM serta tindak lanjut pemerintah Singapura atas pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong pada Selasa, 25 Januari 2022.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar melanjutkan, masih menunggu arahan dari pemerintah pusat dalam membuat peraturan lengkap tentang travel bubble ini dalam seminggu ke depan. Meski begitu, saat ini wisatawan Singapura yang ingin berlibur tetap bisa datang ke Nongsa Batam dan Lagoi Bintan. “Travel bubble tetap buka secara bertahap. Yang penting bagaimana supaya turis nyaman,” katanya.
Pengamat Pariwisata Siska Mandalia mengatakan, pemerintah harus menyiapkan segala sesuatu tentang travel bubble ini dengan matang. Sebab, segmentasi pasar travel bubble ini adalah wisata ekslusif. “Pasarnya sangat sedikit karena wisatawan belum siap mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk sekadar travelling,” kata dosen pariwisata IAIN Batusangkar, Sumatera Barat, ini.
Hanya wisatawan dengan tujuan tertentu, misalkan punya urusan bisnis, yang bersedia mengeluarkan dana dalam jumlah banyak untuk bepergian. Lulusan Tourism Management dari Chung Hua University Taiwan itu mencontohkan bagaimana Singapura dan Taiwan menerapkan travel bubble. Pemerintah dua negara tersebut saling mensinkronkan kebijakan pariwisata dan sama-sama melakukan promosi besar-besaran di negara masing-masing.
Sumber: tempo.co
#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional