Meutiaranews.co – Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan petunjukan Alquran tentang urutan khalifah sesudah wafatnya Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.” (QS Al Fath ayat 29)

Menurut Nursi, makna ayat tersebut dengan sangat jelas memberitahukan sifat mulia dan akhlak luhur yang menyebabkan para sahabat menjadi manusia-manusia yang paling mulia setelah Nabi Muhammad SAW.

Pada waktu yang bersamaan, ayat di atas juga menjelaskan berbagai karakter istimewa yang secara khusus dimiliki para sahabat di waktu yang akan datang.

“Juga, bagi para ahli hakikat ayat itu menerangkan dengan makna isyari (secara implisit) urutan para khalifah yang akan menggantikan kedudukan Nabi SAW setelah beliau wafat,” jelas Nursi di dalam bukunya yang berjudul Al-Lama’at terbitan Risalah Nur Press, halaman 57-58.

Lebih dari itu, lanjut Nursi, ayat itu juga menjelaskan sifat paling menonjol yang dimiliki oleh masing-masing mereka sehingga dengan itu mereka dikenal.

Misalnya, firman Allah SWT yang berbunyi (وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ) ‘orang-orang yang bersama dia’ mengarah pada Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq ra sebagai sosok yang secara khusus mendampingi beliau dan menjadi sahabat istimewa beliau.

Lalu, firman Allah SWT yang berbunyi (اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ) ‘mereka keras terhadap orang-orang kafir’ mengarah pada Sayyidina Umar bin Khattab RA yang akan menghancurkan dan membuat takut berbagai negara dengan berbagai pendudukannya, serta yang dengan keadilannya terhadap kaum zalim akan dikenal seperti halilintar

Kemudian ungkapan (رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ) ‘kasih sayang terhadap sesama mereka’ tentang Sayyidina Utsman RA yang tidak rela dengan adanya pertumpahan darah antara kaum Muslimin ketika fitnah terbesar dalam sejarah siap terjadi.

Dengan sifat kasih dan sayangnya, dia korbankan jiwanya serta ia serahkan dirinya menuju kematian. Dia pun lalu menjadi syahid secara teraniaya di saat sedang membaca Alquran al-Karim.

Lalu firman Allah yang berbunyi, ( تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ ), yang artinya “Kamu saksikan mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan ridha-Nya” mengarah pada Sayyidina Ali RA.

Meskipun, beliau menggenggam tugas kekhalifahan dengan layak dan sempurna, beliau adalah seorang yang zuhud, ahli ibadah, fakir, dan memilih untuk terus bersujud dan rukuk sebagaimana ia dipercaya oleh banyak orang. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *