Meutiaranews.co – Kompetisi sepak bola Eropa sedang merencanakan perubahan format Liga Champions. Salah satu perubahan yang dicanangkan adalah menambah jumlah klub peserta dari 32 menjadi 36.

Inggris bisa mengirim satu perwakilan untuk mengikuti ajang Liga Champions melalui kejuaraan domestik FA Cup. Tetapi, jalur ini memiliki persyaratan khusus dan tidak semua klub bisa mendapatkannya.

Inggris mengirimkan empat perwakilan setiap musimnya, dan semuanya adalah penghuni empat besar pada klasemen akhir Premier League di musim sebelumnya. Terkadang, ada klub ‘big six’ yang gagal mendapatkan tiket ke Liga Champions.

Sebuah klub masuk dalam jajaran ‘big’ di Premier League bukan cuma karena faktor pemain berkualitas atau prestasi baru-baru ini, tapi juga nilai historisnya. Dan UEFA tidak ingin kehilangan klub-klub seperti itu di Liga Champions.

UEFA kemudian menyediakan jalur khusus buat klub papan atas ini agar bisa bermain di Liga Champions tanpa harus finis di empat besar. Yakni, dilaporkan oleh the Telegraph, dengan menjuarai kompetisi domestik FA Cup untuk Inggris.

Hanya klub besar dengan peringkat koefisien tinggi yang boleh mengambil jalur ini. Sebagai contoh, apabila Chelsea atau Manchester City berada di luar empat besar Premier League tapi juara FA Cup, maka mereka berhak ikut Liga Champions.

Namun kalau tim dengan peringkat koefisien rendah yang memenangkannya, semisal Brentford, maka tiket tambahan itu tidak akan diberikan. Selain lewat FA Cup, klub ‘bersejarah’ ini juga bisa mengikuti Liga Champions dengan menduduki posisi lima di klasemen akhir Premier League.

Contoh kasusnya seperti ini: dua klub ‘big six’, Tottenham dan Arsenal, takkan mendapatkan tiket ke Liga Champions karena finis di posisi tujuh dan delapan pada musim 2020/21 lalu. Tapi Arsenal bisa mendapatkan tiket di musim 2019/20 karena juara FA Cup.

Leicester City memenuhi beberapa persyaratan musim lalu, seperti finis di peringkat lima Premier League dan menjuarai FA Cup. Tapi takkan bermain di Liga Champions lantaran peringkat koefisiennya terlalu rendah.

Jatah itu kemudian diberikan ke peserta liga lain, contohnya Shakhtar Donetsk yang finis di posisi kedua Premier League Ukraina karena memiliki peringkat koefisien tinggi. Begitu juga dengan Olympique Lyon, yang finis di peringkat empat Ligue 1.

Aturan baru Liga Champions akan segera difinalisasi. Menurut kabar yang beredar, UEFA sudah hampir mencapai kesepakatan dengan ECA (Asosiasi Klub Eropa) dan siap menerapkannya mulai musim 2024/25. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *