Aksi unjuk rasa serikat buruh terkait kenaikan tarif listrik di Kota Batam (Meutiaranews)

Meutiaranews.co – Pengguna listrik di Batam dikejutkan dengan kenaikan tarif listrik sebesar 6-9 persen yang mulai diberlakukan pada Juli 2024 ini. Kenaikan ini telah memicu reaksi dari berbagai sektor, termasuk pengusaha dan buruh, yang merasakan dampaknya secara langsung.

Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam, Yafet Ramon, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kebijakan ini.

Ia menyatakan bahwa kenaikan tarif listrik oleh PLN Kota Batam sebesar 6 persen untuk pelaku industri dan 9 persen untuk rumah tangga sangat tidak tepat, mengingat kenaikan upah buruh hanya sebesar 4 persen pada tahun 2024 ini.

“Kita ini pusing, karena kenaikan listrik juga sudah mulai terjadi. Kenaikan bahan pokok kita tak bisa kendalikan, sekarang listrik juga dinaikkan. Upah saja naik tidak sampai 5 persen. Bagaimana buruh menghadapi situasi di Batam saat ini,” ungkap Yafet.

Kenaikan tarif listrik ini dipastikan akan berefek ganda pada semua sektor. Pengusaha mulai menaikkan tarif sewa sebagai imbas dari kenaikan tarif listrik ini. Selain itu, harga makanan di restoran juga dipastikan akan naik.

Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, menyatakan bahwa kenaikan ini akan memberatkan pengusaha dan masyarakat di tengah berbagai kenaikan tarif lainnya. “Kenaikan 9 persen tersebut cukup signifikan dan akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan perusahaan,” ujarnya.

Rafki juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan terkait penyesuaian tarif listrik yang terjadi. Ia menyebut akan menagih komitmen PLN Batam untuk meningkatkan kualitas pelayanan seiring kenaikan tarif listrik ini.

“Dengan kenaikan tarif ini, kita selaku konsumen tentu akan menuntut peningkatan layanan dari PLN Batam,” tutupnya.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *