Meutiaranews.co – Pedagang hewan kurban di Batam menjerit karena rugi hingga ratusan juta. Banyak kambing kurban mati disebabkan jalur pengiriman memakan waktu cukup lama.

Kakan Sriagung, pedagang hewan qurban yang berjualan di kawasan Masjid Agung Batam center, mengatakan, tahun ini Ia mengalami kerugian yang sangat besar, akibat dari peraturan yang dikeluarkan pemerintah, terkait penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.

“Kita ikuti aturan yang pemerintah terapkan bersama assosiasi kami, akan tetapi kami yang merasakan dampak kurang baik dari kebijakan itu,” ujarnya dikutip dari AlurNews.com.

Kakan menyebutkan lamanya perjalanan pengiriman hewan qurban dari Lampung ke Batam, menjadi salah satu penyebab banyaknya hewan kambing yang mati, di samping itu, kekurangan pakan dan dehidrasi juga menjadi salah satu penyebabnya.

“Hewan Kurban di kirim selama 4 hari 3 malam dari Lampung ke Batam, ketahanan tubuh kambing itu beda dengan sapi, kalau kambing ini gampang lemas, ditambah lagi masuk karantina,” katanya.

Kakan juga menjelaskan, pada pengiriman hewan kambing kali ini, dari 70 ekor kambing yang dia pesan hari ini tersisa hanya 33 ekor, dan kesemuanya telah dibayar secara tunai di daerah asal.

“Kami pesan 70 ekor dari Lampung, 10 ekor mati di kapal, selebihnya mati saat keluar dari karantina, kemarin banyak yang mati, sudah kami kubur di Sembulang, dan saat ini pun masih banyak lemas,” jelasnya.

Tambahnya, hewan kurban yang keluar dari karantina dan terlihat lemas, pihaknya langsung menyembelih hewan kambing tersebut, untuk keperluan daging kambing para pedagang warung makanan dan kebutuhan pasar.

“Ada beberapa ekor yang sudah kami potong untuk pelanggan kami, sisa kambing yang tersisa sekitar 40 persen lagi, kami harap akan tetap sehat hingga hari H pada Idul Adha nanti,” ucap Kakan.

Pedagang hewan kurban itu berharap, agar ke depan, baik pihak pemerintah maupun assosiasi, yang menangani prosedur pengiriman yang memahami tentang penanganan hewan.

“Tahun ini kami betul-betul mengalami kerugian, harga satu ekor itu Rp 3,5 juta hingga 4 juta, dikalikan kambing yang mati cukup besar. susah kami ungkapkan nilai kerugian,” ujarnya. (es)

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By IR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *