Meutiaranews.co – Lebih dari 60 ribu orang jamaah Indonesia gagal berangkat ke Tanah Suci imbas dari pandemi Covid 19.

Menurut aplikasi berbasis digital Kemenag yang mengawasi dan memantau penyelenggaraan umrah dan haji khusus, Siskopatuh, ada sekitar 60 ribu jemaah Indonesia yang tertunda keberangkatan umrahnya. Namun, menurut Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), jumlahnya lebih dari itu.

“Jemaah yang tertunda umrah ini yang terdaftar di Siskopatuh sekitar 60 ribu namun kami yakin bahwasanya reabilitasnya atau realnya jauh lebih banyak dari pada itu,” kata Wasekjen Amphuri, Rizky Sembada kepada detikcom.

“Karena jemaah didaftarkan di Siskopatuh rata-rata seminggu atau dua minggu menjelang keberangkatan yaitu keberangkatan bulan per Maret sampai pertengahan bulan Maret, sedangkan penerimaan jemaah itu maksimal bisa enam bulan, sebelum keberangkatan kita boleh menerima jemaah, artinya pendaftaran jemaah itu bisa sampai Ramadhan” kata Rizky.

Rizky menuturkan, jika ditotal, jemaah yang tertunda keberangkatannya lebih dari data yang tertulis di Siskopatuh. Jumlahnya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat.

“Jadi kalau kita asumsikan dengan perhitungan tersebut, bisa jadi jemaah yang tertunda itu bisa 10 kali lipatnya dari data di Siskopatuh, Wallaahu a’lam,” ungkapnya

AMPHURI telah memberangkatkan tim untuk melaksanakan umrah pada akhir tahun lalu. Menurut Rizky, ada beberapa kendala terkait maskapai penerbangan menuju Saudi.

“Keberangkatan bisa menjadi prioritas, namun kita melihat beberapa kendala yang masih ada yaitu tentang keterbatasan pemakaian maskapai yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini baru Saudi dan mungkin Garuda ya, kali ini baru Saudi dan kemarin baru boleh Etihad kita itu pun baru sekali kita berangkat,” kata Rizky.

Mengenai keberangkatan umrah oleh jemaah Indonesia, beberapa perusahaan travel tengah mengajukan permintaan keberangkatan ke asosiasi keberangkatan haji dan umrah. “Insyaallah saya sudah mendengar beberapa perusahaan sedang mengajukan ke asosiasi, untuk kita kemudian teruskan ke Kemenag, per Januari per tanggal 11 ini Insyaallah sudah ada yang mengajukan,” kata Rizky.

Jika umrah kembali dilaksanakan, AMPHURI akan memprioritaskan jemaah yang tertunda keberangkatannya. Tapi juga tak menutup kemungkinan juga akan memberangkatkan jemaah yang baru karena alasan tertentu.

“Prioritas yang tertunda ini ada beberapa kendala, yaitu contoh dia dulu daftar bersama anak-anaknya yang kecil-kecil, nah sedangkan anak-anak sekarang belum bisa ikut, pasti mereka menunggu sampai kebijakan anak-anak bisa berangkat,” kata Rizky.

“Adapun yang baru pasti sudah sesuai dengan prosedur keberangkatan yang sudah ditetapkan, yaitu batas minimal usia sama syarat vaksinasi,” tambahnya.

#Menuju Perusahaan Pers yang Sehat dan Profesional

By Dika